Dikabarkan, pembagian jatah makanan untuk warga hutan ‘Nduwur’ dari salah satu pejabat kerajaan istana ‘Nduwur’ akan dihentikan. Ini berarti penderitaan yang harus dialami penduduk hutan bertambah lagi. Sejak satu tahun kemarin penduduk menderita gara-gara pencaplokan tanah hutan oleh makhluk yang bernama manusia. Semua ini disebabkan tak-tik yang digunakan kancil untuk mempengaruhi semua warga hutan. Si Kancil memang dikabarkan dekat dengan manusia, ia menerima tawaran yang diajukan bangsa manusia dengan imbalan ia akan aman plus akan dijadikan pejabat di Istana Kerajaan hutan. Bangsa manusia sengaja menggundulkan hutan untuk dijadikan “perumahan class elite”. Dan mereka sengaja juga merekrut kancil sebagai negosiator-nya.
“Kita tidak mungkin pindah dari Syurga kita ini”, kata Tupai di rapat warga.
“Memang, saya juga tidak setuju kalau kita pindah dengan tangan kosong, tapi dari pihak manusia akan memberikan kita tempat sebagai ganti rumah-rumah kita yang telah mereka hancurkan”. Rusa mencoba membujuk warga. Tak diragukan lagi, Rusa memang masih ada kekerabatan dengan Kancil.
“Entong kitu atuh, kalau kita pindah belum tentu tempat yang disediakan memang nyaman untuk kita tempati”. Ayam mencoba berpendapat.
“Ya benar, bagaimana dengan anak-anak kita. Bisa saja tempat yang mereka berikan kurang aman untuk bermain anak-anak kita”, tambah Pak sapi.
“Dan juga, kita ini sudah cukup lama menderita, apakah disana masih banyak supply makanan untuk kita”. Dukung pak Monyet. Diantara penduduk hutan, Monyetlah yang paling menolak pemindahan ini. Mungkin karena ia tidak direkrut oleh bangsa manusia seperti halnya Kancil.
Tanpa diberi kesempatan untuk Rusa berpendapat, para warga terus ribut.
“Tak ada cara lagi, kita harus protes ke Kancil. Kita harus minta perlindungan ke kerajaan”. Usul pak Dara.
“Ojo dumeh”.
“Ototiter, eh, otoriter!”, Pak Cacing nyeletuk.
“Tersiksa nih! Tersiksa!”, Tambah Bebek.
“Kitalah yang memilih para pejabat! Kitalah yang mestinya dilayani! Bukan sebaliknya!”, Teriak semua warga.
Keputusan akhirnya mengiyakan untuk demo ke kerajaan. Menuntut keadilan untuk rakyat yang telah di-zalim-i oleh salah satu pejabat kerajaan.
Melihat kondisi yang dialami rakyatnya, Menkokeshut menyampaikan berita ini ke Raja di Istana Kerajaan. Raja pun turut prihatin dengan keadaan rakyatnya yang semakin hari semakin menderita. Tetapi, mau bagaimana lagi, sang Raja ada dibawah kekuasaan kancil yang di Bodyguard-i bangsa manusia. Diam tak tahan, menolong pun segan….
“Sing penting bayar!!”. Salah demonstras protes warga sidoarjo agustus 2007.