Teman, forum kecil dan ‘ilegal’ yang kami bikin di tahun 2009 itu, akan diganti dengan nama ‘Rumah Tasawuf’. Penggantian ini karena ada seorang kakak tingkat yang merekrut kami sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang ia dirikan. Luar binasa. Kau tahu, aku tidak pernah memimpikan hal-hal luar biasa yang akan dialami forum itu. suatu wadah ‘terselubung’ yang tidak dikehendaki kelahirannya, mampu melakukan hal-hal di luar kemampuannya. Terlebih lagi, sebentar lagi, akan menjadi ‘wadah’ yang lebih hwebat. Kau percaya?
Tadi siang aku bertemu beliau, kakak tingkat yang merekrut kami. Dialog tentang seminar nasional yang akan kami buat dan penggantian nama forum tersebut. Namun pada akhirnya, ia rela forum itu tak berubah nama, karena banyak anggota yang segan jika diganti dengan ‘Rumah Tasawuf’. Aku tidak tahu, di masa depan forum itu akan menjadi apa. Toh aku akan secepatnya pulang kampung ketika ijasah sudah di tangan. Aku bilang padanya, tidak ada yang lebih penting daripada keluargaku. Setelah lulus, akan pupuslah semua mimpi di sini. Aku tak peduli, di masa depan aku akan menjadi apa. Yang pasti, keberadaanku di keluarga itu sangat diharapkan.
Jujur, aku sebenarnya tak mampu menulis sehebat dulu lagi, langit. Entah, aku tak tahu. Seakan semua ide dan gagasan menghilang, lenyap ke alam bawah sadar. Kapankah aku bisa membangunkannya kembali? Aku pun tak tahu. Benar-benar tak punya ide. Padahal, aku dituntut untuk bisa membuat cerpen sejarah dalam satu hari, nanti. Ketika mulai praktek mengajar juli depan, aku harus mampu menulis cerpen sejarah dalam waktu satu hari. Mampukah aku? Entahlah.
Mungkin seperti ini perasaan adik-adikku di forum ketika aku suruh mereka menulis. Apa yang harus aku tulis? Ide dan gagasan mungkin banyak bergelayutan dalam pikiran. Namun terkadang, aku terpenjara dalam hal pengungkapan. Bagaimana caranya? Seperti itu ya? Dan aku hanya berkali-kali bilang. HARGAILAH PROSES!
Jumat 20 mei 2011