serial Jon Quixote edisi 2 bulan ramadan, minggu, 22 Juli 2012
hari kamis lalu, Jon dibikin bingung oleh teman-teman nongkrongnya yang berbeda mazhab islam. temannya yang ngeNU keukeuh dengan perhitungan rumit dan dalil hadits bahwa puasa akan jatuh pada hari sabtu. Jon sangat berharap, jatuhnya puasa tidak menimpa dirinya yang sudah kerempeng secara keterlaluan. bisa tambah kasihan kalau kejatuhan puasa. sementara itu, temannya yang muhammadiyah ngotot dengan perhitungan matematis dan dalil hadits yang tak kalah kuat, bahwa puasa mulai hari Jumat. masalah seperti ini menjadi masalah pelik dalam masyarakat konservativ. Jon cuma bisa angguk-angguk blo'on. soalnya dia buta angka, tak bisa sedikitpun hitung-hitungan. disuruh menghitung jari sendiri saja dia pasti langsung keder, pusing tujuh belas keliling.
begitulah nuansa demokratis pergaulan Jon Quixote. selalu membuka peluang untuk beradu argumen tentang permasalahan umat, berbeda pendapat, yang penting tidak saling bergulat. Indonesia memang negerinya orang-orang cerdas. pemuda-pemuda Indonesia selalu disibukan dengan adu argumen seperti itu. tidak seperti negeri tetangga yang ketinggalan jaman dengan produksi robot dan peluruhan atomnya. pemuda indonesia masih konsisten, komitmen disibukan dengan konsep-konsep abstrak seperti itu. luar biasa, bukan?
Jon juga tidak paham, akan sampai kapan perbedaan pendapat - yang katanya rahmat itu - akan terus tumbuh. Jon cuma takut, kalau perbedaan yang dibesar-besarkan seperti itu tumbuh besar, bisa-bisa merepotkan umat nantinya. orang Indonesia kan pintar-pintar, saking pintarnya terkadang mudah merumitkan permasalahan yang sepele. bahkan, terkadang sampai permasalahan kecil pun menjadi rumit dalam masyarakat. misalnya dulu, tapi ini dulu ya, sekarang sih ndak tahu. pemuda anshor mubah hukumnya menikah dengan muslimah nasyiatul aisyiah. atau pemuda muhammadiyah kalau bisa cari jodoh selain muslimah fatayat atau IPPNU. kalau bikin kesebelasan sepak bola, bek-nya pemuda muhammadiyah, strikernya pemuda Anshor, bisa kacau pertandingan. bisa-bisa ruwet dewek.kalau rahmat, kenapa bisa sampai konflik dan saling ngerasani (menjelek-jelekan)? apakah ini yang disebut masyarakat yang islami?
Jon tidak jarang mengalami peristiwa seperti itu di kampungnya. soalnya, keluarga Jon sendiri itu macem-macem 'alirannya'. ibu dan bapake Jon menganut NU, tapi menjadi pengurus pengajian muhammadiyah. sedangkan kakak-kakak Jon lebih milih netral, bisa ngeNU boleh juga Muhammadiyah. kakak Jon sendiri yang ketua DPC partai keislaman kalau ditanya 'alirannya' apa bakal jawab,"Saya memilih KAMANDANU. kadang-kadang Muhammadiyah, kadang-kadang NU,"
pengurus musholla dekat rumah Jon juga nggak kalah luar biasa dalam memperjuangkan 'islam'. katanya, "Wong NU yang sholat berjamaah dengan orang muhammadiyah, sholatnya batal!" hebat sekali. bahkan wakil walikota tempat Jon tinggal, pernah ngendiko, "Wong yang ndak punya KARTANU (Kartu anggota NU) jenazahnya ndak usah disholatin dan dilayat!" luar biasa, sesuatu banget. guru Jon sendiri waktu awal-awal pernah sanjang,"Kamu kalo sholat subuh di sana (tempat kuliah Jon) ndak pake qunut, sepulang dari masjid, sholat lagi aja di kost-an," welah, kepriben kyeh. untungnya sekarang beliau sudah paham dan lebih toleran.
"Kalo elu sendiri kapan puasanya, Jon?" tanya seorang temannya.
"Gua sih gimana emak babeh aja," kata Jon enteng, se-enteng badannya.
"Lah, elu inih gimana to, urusan ushul (pokok) agama kok ndak punya pendirian?" kata teman yang lain.
"Kalo misalnya," Jon mulai serius. "Elu pada puasa hari sabtu, tapi orang tua kita puasa hari jumat. emangnya kita mau nunda sungkeman kalo udah lebaran? puasa elu batal kalo malah bikin emak kita ndak rido," tumben Jon bisa tegas. biasanya dia cuma bisa cengangas-cengenges, haha-hihi tok.
teman-teman Jon diam sejenak.
"Sebenernya elu islamnya apa sih?" tanya temannya yang lain. maksudnya, Jon itu NU atau Muhamadiyah.
"Islam gua Nahdlatul Ulama," mendengar ini, teman Jon yang NU sumringah. tapi Jon belum selesai bicara. "Muhammadiyah. islam gua Nahdlatul Ulama Muhammadiyah," kalau diartikan menjadi bahasa Indonesia, Kebangkitan Ulama Pengikut Muhammad.
teman-teman Jon keder, mau bilang apa.
"Dasar lu, sableng," mereka tertawa bersama.
"Lah, yang penting puasanya, boy. bukan cuma puasa makan sama minum, tapi juga nonton aurot cewek, puasa ndolani (mengurangi komunikasi) cewek, puasa mata, telinga, kaki, pikiran, puasa minta duit ke ortu, puasa motor-motoran, puasadari males-malesan, puasa ngebohong, ngepitnah, ngerasani (gosip)," Jon mulai berceloteh. "Dan yang paling penting, puasa hati biar ndak gampang marah cuma gara-gara beda pendapat! walana a'maluna, walakum a'malukum, elu dapet yang lu kerjain, gua dapet yang gua kerjain, kata ustadznya sih begitu,"