serial Jon Quixote, edisi 7 bulan ramadan, kamis, 26 Juli 2012
Puasa-puasa begini, enaknya ngobrol atau sekedar sms-an dengan sang kekasih. karena saat seseorang berada dekat dengan kekasihnya, teori relativitas akan berlaku di sana. satu jam akan berlalu seperti satu menit. sangat cepat. berbeda jika orang yang menemanimu adalah si Jon. pemuda autis yang tidak bisa diam, menjadikan orang lebih baik pergi ambil langkah seribu dan mengambil duit seribu dari saku Jon. (Lah?)
tapi autis-autis begitu, Jon itu sebenarnya bocah lanang (laki-laki) normal. ia suka perempuan yang memang tak bisa membuatnya tidur tenang : selalu terbayang. manusia memang menyukai keindahan, termasuk Jon. ia sadar dirinya jauh dari penilaian 'indah', makanya ia mencari sosok perempuan bukan di kuburan. dia sudah jelek, masa' mau nyari cewek jadi-jadian? satu-satunya yang menganggap dirinya indah hanya lalat-lalat dapur. Jon suka di laleurin.
ramadan tahun lalu, Jon pernah punya teman dekat, katakanlah teman spesial pake telor kucing, yang nyaris menjadi istrinya : jika ia nekat. Ia paham betul, bahwa sekuat apapun seorang pria atau wanita, di sana ada hati yang rapuh. membutuhkan seorang 'teman' sebagai tempat bersandar. bukan berarti Jon syirik, dengan menjadikan manusia sebagai tempat sandaran. tapi ini konteksnya habluminanas, bukan hablumnallah. 'Kan Tuhan sendiri yang bilang lewat lisan Muhammad sang rasul, zuyyinalinnas hubusyahawati minan nisa'i wal baniina wal qonatiiri ila akhirihi... dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan pada wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
namun desember tahun 2011, ia mendatangi rumah sang kekasih dengan menyetel wajah murung. “Putri ibu, secara usia sudah cukup matang, baik itu usia kemahasiswaan, ataupun usianya sebagai perempuan. Putri ibu punya rencana menikah bulan Mei tahun depan. Ia juga sangat membutuhkan teman yang menuntunnya pelan-pelan menyelesaikan skripsi dan tugas-tugas sosialnya. Kondisi saya masih kuliah, dan masih memiliki kakak perempuan yang belum menikah – saya tak mungkin mendahuluinya. Saya tidak menghendaki putri ibu menunggu – kakak saya, karena saya tidak bisa menjamin kapan kakak saya menikah,” kata Jon pada ibu sang calon. akhirnya, Jon merelakan dia untuk bersanding dengan yang lain. padahal sebenarnya, Jon menyukai wanita lain yang ia kenal sudah cukup lama, ia teman lama kampusnya.
saat di kampus, ia bertanya pada seorang sahabat perempuan forumnya, "Eh, sebenernya kalo ngomong gitu, terus gua setel wajah murung, jahat nggak sih?" temannya jawab, "Wah, parah banget... dianya (sang wanita) tahu nggak kamu pura-pura sedih?"
"Ya kagak lah.."
"Mending kalo begitu mah. tapi kamu parah ih kayak gitu,"
"Yaa.. gimana lagi, hati gua juga kagak tahu nih, udah nggak bisa sedih juga nggak bisa seneng. kosong aja. jadinya gua setel dah ekting gua.." dasar Jon koplak!
barangkali Jon memang sudah 'tak berhati'. dipuji diam saja, dihina justru tertawa. benar-benar gila. waktu SMP kelas dua saja, Jon pernah dimarahi guru BK-nya."Lho, kamu ini bagaimana to, yang lain nyontreng (kotak) suka dipuji, kamu malah nyontreng nggak suka dipuji? aneh," soalnya Jon tahu, puja dan pujian hanya untuk Tuhan. jika Jon memuji seorang wanita, atau apapun yang ada di alam ini, ia 'melihat' Tuhan di sana. belakangan Jon tahu bahwa apa yang dilakukannya saat SMP benar : memuji Tuhan dalam bentuk lain. laisa kamitslihi syai'un, illa huwa tidak ada sesuatu yang menyamai-Nya, karena segala sesuatu adalah Ia.
mungkin konsekuensi menjadi hamba Tuhan seperti itu. hamba 'kan budak, tingkatannya di bawah pelayan. budak itu tanpa upah, hanya dapat makan dan minum seadanya. karena itu Jon selalu berusaha untuk melayani manusia yang berada di dekatnya. jelek-jelek begitu, Jon orangnya sangat peduli. tidak seperti kepeduliannya pada tubuhnya sendiri : kurus kerempeng. ia belajar untuk menjadikan manusia dan alam adalah kekasihnya. tidak jarang ia mengorbankan privasi dirinya untuk orang lain, bahkan binatang. ia menganggap alam dan isinya sebagai kekasih, agar ia bisa melayani sepenuh hati. seperti sahabat-sahabat forumnya yang kebanyakan perempuan. ia tak memaksanya untuk cepat-cepat mengakhiri masa lajangnya. Jon khawatir jika sahabatnya bernasib seperti orang-orang sekitar kampung Jon yang menikah di usia tua. beberapa sahabat Jon ternyata takut dengan bayangan saat menikah kelak. bayangan yang membuatnya enggan untuk menikah.
"Kenapa takut?" tanya Jon.
"Takut untuk 'itu' (tanda kutip yang cuma dipahami 18+)" jawab sahabatnya.
"'Itu'? 'Itu' apa?" tampang Jon memang cabul, tapi ia blo'on masalah orang dewasa seperti itu. setelah Jon menggali informasinya. "Ooo.. 'itu'. haha. wajar kali, apalagi kalian wanita baik-baik. ada baiknya sering tanya-tanya ke ibu kalian,"
Jon paham betul, banyak laki-laki (apakah Jon termasuk? jreng jreng jreeng...) yang menikah karena mengedepankan urusan 'hasrat'. salah satu artis kita, yang akan menikah dengan pemuda dengan selisih umur 15th (?), dahulu juga pernah marah pada wartawan. saat ia diwawancarai mengapa cerai, hanya sekitar 8 bulan menikah,"Laki-laki itu makhluk egois. dipikirannya cuma ada 'itu','itu','itu'!!!"
tapi bagi Jon, wanita yang suka 'menyedekahkan' bagian-bagian tubuhnya untuk ditonton orang lain (selain suami dan keluarganya), hanya akan menjadi istri yang baik di dalam kamar. permasalahannya, seorang istri, yang akan menjadi kekasih seumur hidup, bukan hanya harus baik di dalam rumah, tetapi di manapun ia berada. menjaga kehormatan diri dan suami, mendidik anak dengan baik, taat pada suami dan orang tua, de el el. lalu bagaimana dengan laki-laki? tidak jauh berbeda. laki-laki sejelek apapun (si Jon pasti tersinggung) ia harus menjadi pemimpin dalam rumah tangga. semiskin-miskinnya (Jangan sampai si Jon tahu) seorang suami, ia tetap menjadi imam dalam sholat. dan yang pasti, semua kriteria yang baik sebagai pemimpin, bukan penguasa. termasuk dalam urusan 'kompromi senyawa' sebagai pintu generasi manusia. Jon setuju dengan pendapat sahabatnya yang menjadi kakak tingkat dia waktu masih kuliah. selama istri belum mau, jangan memaksa. ia keceplosan waktu Jon menyepetnya. ia langsung spontan, "Heh, gua nyentuh aja belum, tau!" Jon dan rekan-rekan forumnya tertawa saat melihat ekspresinya. Jon memang koplak.
tidak berbeda dengan kakak tingkatnya, Jon oleh teman-teman nongkrongnya malah disebut impoten, gara-gara dari SMA tak pernah mau pacaran : meski banyak yang mau (kecoa dan curut). Jon belajar untuk memuliakan wanita, karena lima dari enam kakaknya adalah kaum hawa. jangan sampai Jon angkat senjata, jika ada seorangpun yang merendahkan kakak-kakak perempuannya. termasuk saat ia mencintai seorang wanita. ia hanya ingin menjamin wanita tersebut : tak perlu cemas, ada aku. Jon paham betul rasa kesepian seorang wanita - ia sering mengobrol dengan para janda tua di kampungnya. perbedaan antara wanita yang kuat ditinggal cerai suaminya dengan yang tidak kuat, adalah pada masa lalunya. jika ia terlalu banyak pacaran saat mudanya, ia tak akan kuat sendiri, apalagi jika punya anak. jika tidak pacaran? sebaliknya, ia akan mencintai anaknya seperti mencintai dirinya sendiri.
entah sampai kapan Jon akan meng-google sang kekasih, yang pasti, setelah kakaknya menikah, ia tak akan lama menunda. siapa dan orang mana, ia juga tidak tahu. semoga saja masih tersisa wanita untuk pria sejelek dia. amiin.