"Kalo kamu ngasih duit hasil jual susu ke ibumu, ngasihnya gimana?" tanya guru Jon beberapa hari kemarin.
"Gini, guru," sambil mempraktekan, memberikan uang seperti biasa.
"Itu sih ngasih ke pengemis. tangan di atas lebih baik daripada di bawah. kamu letakan duitnya di telapak tanganmu, lalu biar ibumu mengambilnya," nasehat guru Jon.
begitulah Jon belajar tentang akhlak pada guru sufinya. bahkan sampai pada perkara memberikan uang pada ibu saja, ada 'akhlak'nya. maka tidak aneh kalau Jon bicara dengan bahasa jawa halus saat bicara dengan orang tua. bukan hanya itu, bahkan sampai perkara meminggirkan batu atau memungut jarum di tengah jalan pun Jon lakukan. semua itu karena didikan akhlak dari gurunya.
semisal Jon duduk di sebuah restoran, lalu di sana ada perempuan cantik yang tak dapat tempat duduk, Jon akan langsung memberikannya. bukan karena Jon ingin berkenalan atau nafsu padanya, tapi konsekuensi dari belajar bersama gurunya. tentu saja dengan konsekuensi, Jon dicurigai. karena orang-orang berakhlak, seringkali tak masuk akal. orang-orang mengira bahwa manusia berakhlak itu tidak ada. kalaupun ada, mungkin hanya di hutan belantara. Jon meminggirkan motor yang bikin macet jalanan, ia dimarahi orang, dikira itu motor Jon. ia menyebrangkan nenek-nenek, dikira mencari perhatian. ia dekat dengan para gelandangan dan anak pengemis, dikira orang mencari popularitas. hanya orang-orang tertentu saja, yang bisa melupakan kebaikan yang baru saja dia lakukan. mereka terkena 'amnesia kebaikan', bahwa mereka tak pernah melakukan kebaikan sebelum-sebelumnya, dan bergairah untuk melakukan kebaikan terus menerus. sekalipun orang-orang menghinanya.
apakah Jon tak pernah melakukan kesalahan dalam hal akhlak? sangat sering. salah satunya pada wanita yang ia sukai, dahulu. barangkali peristiwa itu yang membuktikan bahwa Jon juga pemuda biasa. ia yang dibohongi berkali-kali, tetap bisa sabar. namun saat ia mengerti bahwa ia tak menganggapnya ada, ia memutuskan untuk melupakannya. ia yakin, bahwa wanita yang ia suka akan lebih bahagia jika tanpa kabar darinya. wanita itu akan bahagia, sekalipun Jon tidak menjadi jodohnya. dan akhirnya, Jon melepasnya secara total.
akhlak dan moral hampir sama dalam kenyataannya. menabung di Bank konvensional, secara moral dibolehkan. namun secara akhlak, tidak boleh. itu haram, karena riba. menikah poligami, secara moral tidak boleh. namun secara akhlak, dibolehkan, meski tidak sampai disunnahkan. moral, pijakannya kemanusiaan. sedangkan akhlak pijakannya tauhid, kecintaan total pada Tuhan. seperti yang dicontohkan Nabi Yusuf pada ayahnya.
surat yusuf ayat 96-100 :
1. akhlak pertama : setelah kakak-kakak nabi yusuf jujur telah melakukan kesalahan dan memohon pada ayah mereka, ayah nabi yusuf berkata : ya, tentu saja, aku akan memohonkan ampunan untuk kalian pada Tuhanku. sesungguhnya ia maha pengampun lagi maha penyayang.
2. akhlak kedua : nabi yusuf merangkul kedua orang tuanya dan memberikan tempat duduk dengan segera dan berkata, 'Mauklah, ayah, ibu. insya allah semua dalam keadaan aman,"
3. akhlak ketiga : nabi yusuf menaikan kedua orang tuanya ke singgasana, memuliakannya.
4. akhlak keempat : nabi yusuf tidak menyalahkan kakak-kakaknya, namun menyalahkan setan yang telah merusak hubungan silaturahim antar mereka. semua itu agar kakak-kakak nabi yusuf tidak merasa direndahkan harga diri dan derajatnya - karena disalahkan (meskipun sebenarnya mereka salah). itu semua namanya, AKHLAK.