Jon Quixote dan Sebutir Mutiara

Java Tivi
0


meskipun Jon sering terlelap di atas jam 12 malam dan bangun jam 4 pagi, namun mimpi-mimpinya tak jarang masih teringat membayangi. di malam ke-20 puasa itu, Jon bermimpi tentang sebutir mutiara.....

di suatu samudera yang dalam, sebutir mutiara termuntahkan dari seekor kerang. tidak seperti mutiara lain yang segera terambil oleh tangan manusia, ia luput dari tangkapan mereka. apakah itu baik, atau buruk untuknya?

maka ia terombang-ambing oleh gelombang, terbentur kerasnya batu karang, dan ia kesakitan. ia tenggelam dalam lumpur, lalu tertutupi lumur lumut bebatuan di lautan dalam. namun cahaya putihnya tak sedikitpun padam. benturan demi benturan keras ia rasakan saat bersentuhan dengan batu karang, namun ia tidak hancur. bahkan lebih kuat dan semakin terang.

seringkali ia merasa kesepian. menganggap lautan tak adil kepadanya. ia mutiara indah - paling tidak menurutnya, mengapa ia diposisikan seperti itu? sendiri, terhempas gelombang dan arus yang perih, juga iri dengan mutiara lain yang cepat terambil oleh para pencari. ia tidak tahu, bahwa lautan ingin menjaganya untuk sesuatu yang lebih indah. sekaligus lautan ingin menempanya menjadi mutiara pilihan yang bersinar alami tanpa goresan tangan manusia. sementaa itu, mutiara tersebut hanya merasakan kesedihan, ia kesepian. ia harus paham, bahwa mutiara indah tidak muncul dari lautan yang tenang. ia harus belajar, bahwa sebutir mutiara berharga mulia tak lahir dari lautan yang dangkal. dan secara berlahan ia harus sadar, bahwa sebutir mutiara indah dan berharga yang lahir dari tempat nyaman dan menyenangkan. mutiara-mutiara paling indah dan berharga hanya akan muncul dari tempat yang bahkan oleh manusia tak terpikirkan darisana bisa muncul sebutir mutiara. karena dalam lumpur pun, mutiara tetaplah mutiara. benar-benar tempat yang tidak menyenangkan.

untuk mengobati sakit kesepiannya, ia mencoba mendekati terumbu karang. namun ia terangsingkan, karena mereka tak sama. ia menyukai kumpulan ikan-ikan kecil, namun semakin ia mendekat, mereka semakin menjauh. ia merasa tidak dibutuhkan, tak berharga, tidak dianggap ada. kemudian ia putus asa, menganggap kelahirannya tak berguna untuk siapa saja. ia menganggap, jika hidup seperti itu, untuk apa ia ada?

suatu ketika, munculah beberapa orang penyelam. mereka berpencar memburu mutiara berharga di lautan itu. berbeda dengan penyelam yang lain, satu penyelam tak mendengarkan omongan temannya, bahwa tempatnya menyelam itu tidak mungkin ditemukan mutiara, bahkan yang paling tidak berharga. tempat itu terlalu dalam, dan asing. namun setelah ia menelusuri, ia sekilas melihat kerlipan cahaya putih di dasar laut. kemudian dengan sisa tenaganya, ia berjuang sekuat tenaga untuk meraihnya. sebutir mutiara itu terselip antara terumbu karang. dengan usaha yang tak mudah, sampai bekal udaranya tak tersisa, akhirnya ia mendapatkan mutiara itu. dengan segera ia memasukan mutiara itu ke kotak berharganya.

di dalam kotak, mutiara itu masih putus asa. ia tak sadar sedang berada dalam pasar lelang di dalam kapal pesiar besar. lalu seorang terpandang tertarik dengan cahaya mutiara itu yang berwarna keemasan. cahaya mutiara itu tidak putih lagi, ia berbeda dengan mutiara lain. cahayanya terang keemasan. seorang terpandang itu berhasil membeli sebutir mutiara Gold Color itu. ia ingin menjadikannya mata mahkota untuk putri semata wayangnya. di dalam keputusasaannya, mutiara itu terpasang dan menjadi bagian terindah dari seorang insan. ia nampak serasi dan indah menjadi mahkota seorang putri. dan saat sang putri bercermin, mutiara itu tersadar : bahwa kehidupannya yang berbeda adalah sebuah jalan panjang menuju kebahagiaan besar.

****

karena Farid, bermakna mutiara. dan Abdullah bermakna hamba Allah, Tuhan yang Esa. Abdullah Farid bermakna seperti mutiara yang terpendam, saat ia muncul ke permukaan, ia menjadi rebutan. namun hanya seorang pilihan yang mampu mendapatkannya. seorang pilihan yang menjadi kekasih Tuhan.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)