Jon Quixote Sakit Jiwa
August 05, 2012
0
Okeh. tenang. malam puasa ke-14 ini, Jon pergi ke kandang sapi malam-malam. tentu saja, Jon ke sana bukan untuk melakukan hubungan badan dengan sapi. Jon masih agak sedikit normal, dan dia termasuk hamba Tuhan yang agak baik. ia pergi ke kandang sapi untuk membuat minuman konsentrat untuk sapi yang sudah habis. kakaknya sedang sakit gigi, jadi nggak bisa mengerjakan itu. Jon juga lagi sakit sebenarnya, tapi bukan gigi (sakit giginya sudah sembuh) melainkan sakit jiwa. Jon bukan Jon lagi kalau nggak sakit jiwa. kasian benar hidupmu, Jon.
pagi hari sebelumnya, Jon bangun dengan perasaan yang sangat berat, sangat lebih berat daripada massa badannya yang kalau ada angin langsung ngelayang. tubuh Jon mengurus secara biadab, dia kalau buang ludah saja, mesti minum air satu galon biar nggak dehidrasi. apalagi kalau dia habis BAB, dia mesti makan banyak bahkan sekalian piring sama sendoknya. makan piring agar tak perlu repot kalau beli rujak di pinggir jalan. sedangkan makan sendok, biar tubuhnya ada asupan zat besi (dari sendok yang dia makan). setelah bangun, Jon ngulet sebentar. tiba-tiba dia teringat dengan omongan teman saat SMA.
"Lu tau nggak kenapa ngulet tuh enak?" tanya temannya.
"Ehmm.. enggak. kenapa tuh?" jawab Jon.
"Karena...waktu lu ngulet... lu lagi merkosa kuntilanak.." teman Jon ngakak.
"Si geblek. elu kali tuh, abis merkosa titit lu ilang," mereka ngakak bersama tukang becak (eLah?).
entah, mengapa sudah beberapa hari ini Jon terasa sangat malas saat bangun tidur. sangat berbeda dengan hari-hari biasanya. di hari sebelumnya, masih merem saja Jon sudah lari-lari keliling kampung. eh, dia ternyata suka ngelindur dikejar-kejar waria, masa lalunya yang sangat kelam. kasian.
seperti biasa, Jon memaksa dirinya untuk bangun dan melaksanakan kewajibannya sebagai gembel gembala sapi. membersihkan e'e sapi, memberi minum dan pakan, juga olahraga jari dengan meremas-remas toket sapi (Jon sangat ahli dalam hal ini). kalimat yang terkahir itu, Jon tidak diragukan lagi. mengingat waktu kecil Jon suka memeras susu kucing untuk dia minum sendiri. kasian betul si Jon itu hidupnya. sepertinya Tuhan salah cipta waktu menciptakan Jon. mungkin Tuhan berencana mencipta Jon sebagai orang-orangan sawah, tapi salah pencet, jadinya manusia seperti orang-orangan sawah. kena angin langsung terbang, waahhh...hadeeh..
kakak Jon yang mengelola semua itu sedang sakit gigi. jadi dia istirahat untuk hari ini. kalau Jon, meski dia sedang sakit jiwa di bulan puasa yang sebentar lagi hari raya makan ketupat sama-sama minta angpao sama emak bapak kalau nggak dapat tinggal bunuh diri aja, dia lebih memilih bekerja daripada malas-malasan di rumah. justru kalau malas-malasan, sakit jiwanya bakal cepat kambuh. kalau kambuh, bisa-bisa dia batal puasa dengan memakan kolak batu bata dan sayur ban bekas.
sekitar jam setengah delapan aksi meremas-remas dada sapi selesai. Jon siap-siap mengajar siswa-siswa kecilnya. jelek-jelek begitu Jon seorang guru. sakit jiwa begitu, Jon tetap berwibawa (meskipun cuma di depan bocah kecil yang belum pada disunat). tapi wibawa dia sebagai guru suka melorot seperti kolornya yang kegedean, saat di kelas. Jon orang yang sangat demokratis. siswa-siswanya saja panggil dia bukan 'pak' tapi 'Om'. Jon lebih mirip Om-Om pedofil daripada guru yang penuh skill. nggak jarang juga siswanya berkomentar.
"Waaa... tulisan pak guru jelek, haha," kata satu siswa.
"Waaa iyaaaa...wajahnya juga.." kata siswa yang lain. kalau Jon lagi nggak puasa, itu siswa udah dipotong-potong buat makan sapi. tapi berhubung Jon masih puasa, ia hanya menarik nafas dalam dan mengeluarkannya lewat belakang. "BrUuUtT..."
sekitar jam sembilan, saat sekolah istirahat, Jon sholat duha. meskipun Tuhan secara semena-mena (eLah, bahsa apaan tuh?) telah memberikan tubuh kerempeng secara dahsyat, ia tetap rajin sholat. kemudian kakaknya sms, untuk mengantarkan susu yang telah dibungkus, menuju cafe susu murni. awalnya Jon juga malu kalau harus ke cafe itu. masalahnya, 'murni' kan teman SMA-nya dulu, anaknya juga cantik. kok ya mau-maunya jadi nama cafe dipasangin sama kata 'su2' pula. tapi Jon penasaran pengin ngintip. maxutnya ngintip itu cafe...
di tengah perjalanan pulang, kakak Jon sms lagi, "Beres nganter susu, nganter proposal BOS ke Dinas Pendidikan ya. sakalian ke sekolah sebelah, barangkali mau sekalian dikumpulin."
"Okeh," jawab Jon singkat.
setelah Jon sampai di sekolah sebelah, ia kaget. sekolahnya sangat berbeda dengan sekolah tempat Jon mengajar. pialanya banyak dan gedungnya dua lantai. tidak seperti sekolahnya Jon, piala masih di toko dan gedungnya seribu lantai keramik alias satu lantai.
"Barangkali mau sekalian, pak," Jon menawarkan diri ke kepala sekolah.
"O, nggak usah wez, belum beres sih. duluan aja wez,, emm.." jawab kepala sekolah.
"Mboten nopo-nopo pak, kalem mawon," Jon mengeluarkan bahasa alam gaibnya. dia orangnya nggak enakan, akhirnya menunggu di ruang tamu sambil baca buku revolusi pembelajaran.
setelah selesai...
"Pak Jon, proposale pake materai, ndak?" tanya pak kepala sekolah.
"Waa.. ndak pak, emang pake ya?" jawab Jon melongo, lupa proposalnya tak diberi materai.
"Iya, materai 3000 satu lembar, dan 6000 sembilan lembar,"
"Ok-, oke," Jon menelan ludah, saat mendengar materai 6000 sembilan lembar.
apa boleh buat, Jon langsung mengeluarkan jurus meringankan tubuhnya untuk membeli materai. Jon bisa jurus meringankan tubuh atas berkat rahmat Tuhan yang memberikan tubuh kerempeng secara semena-mena.
setelah sampai di sekolah kembali...
"Sudah dipotokopi belum pak Jon, proposalnya?" tanya pak kepala sekolah.
"Wa,duh.. belum pak?"
"Dipotokopi tiga kali pak,"
"Okeh," jawab Jon cepat. ia akhirnya kembali ke jalan, mengambil kaleng bekas dan mengemis. ehh, nggak ketang. Jon ke tempat fotokopian lagi. ia menguras kas dompetnya dengan sadis demi kepentingan siswa-siswinya. setelah semua beres, Jon mulai ke dinas pendidikan yang berada di balai kota.
ternyata di balai kota banyak siswi SMK yang sedang membantu pak kusir bekerja (eLah?). mungkin mereka sedang praktek lapangan. Jon karena dari bayi sudah menjadi cowok cemen pemalu, dia nggak berani menyapa. melirik pun, ia nggak berani. takut batal puasanya. perihal cewek-cewek labil, Jon sering kena sial. dia sering digodain cewek-cewek labil yang melihat artis di tv saja teriak teriak histeris. dia suka digodain cewek, espesiali cewek-cewek kuburan dan perempatan jalan (waria). kasian banget si Jon itu.
dari SD sampai kuliah, misalnya. ia tidak pernah memakai celak, atau bahkan tahu celak itu cemilan macam apaan. tapi teman-temannya banyak yang mengomentarinya tentang celak.
"Kamu pakai celak ya Jon?"
atau
"Mata kamu bagus pakai celak,"
Jon suka jawab iseng kalau teman-teman ceweknya nanya begitu, "Iye, gua pakai celakna dalam warna pink, bergambar dora the explorer,"
setelah ia mengerjakan tugas umat yang membuat sakit jiwanya sejenak tidak kumat, ia tidur dengan tanpa nafas di rumahnya. kalau Jon tidur, orang akan susah membedakannya. dia sedang tidur, atau sedang dalam proses penguraian alias membangkai? tapi untungnya tidur Jon tidak sampai membangkai, kalau membangkai bisa-bisa seperti foto-foto pahlawan yang terbangkai rapi. (ituh bingkai, koplak!)
meskipun Jon suka kecapean di malam hari ia tetap tarawih. bisa gazwat soale kalau Jon nggak tarawih. dia kan jadi bilal yang menandakan jumlah rakaat tarawih. kalau nggak ada dia, bisa-bisa imam bingung sudah ke rokaat berapakah sholatnya? jadi bilal punya resiko besar kalau nggak khusu'. mesti fokus agar rakaat tidak kacau, sekacau tampang Jon.
seperti kemarin misalnya, ia hampir lupa sudah ke rokaat berapa. gara-gara mengingat wanita yang menolaknya - gara-gara ini nih Jon sakit jiwa. padahal beberapa hari kemarin dia sudah dapat wanita penggantinya, memanf belum saling kenal sih. tapi itu dia, Jon curhat ke Om penulis secara membabi susah kentut tentang bayangan wanita yang dulu ia suka. bayangan yang susah dia lupakan, terus menyeruduk kepalanya sampai benjut. Akhirnya, Jon hanya bisa pasrah, panas dan resah.
tapi sekalipun Jon sakit Jiwa, dia tetap bekerja keras dalam puasa. karena menurut dia, puasa adalah 'hari raya'. hari ketika manusia belajar jelata, mengendalikan pikiran dan prasangka. dengan tetap menjaga hati agar selalu suci. tetap ikhlas beribadah tanpa harus meninggalkan pergaulan anak mudanya. dan jika berdosa, ia pun berdoa : Allahuma innaka afwun, tuhibbul afwa fa'fu'anna.. (Wahai Allah, sesungguhnya engkau maha pengampun dan mencintai pengampunan, mohon ampunilah kami...
Tags