Hampir tiap tahun aku mengamati serangan-serangan Israel ke 'bekas' kiblat umat muslim itu. Negeri yang konon paling tertua di muka bumi (situs sejarah Jericho), yang menjadi langganan kecacatan mental dan kelamin kaum zionis. Serangan manusia-manusia tak bertitit itu pasti terjadi menjelang sepuluh muharam. Tahun 2009, 2010, juga 2012, semua peristiwa kejam itu berawal di bulan muharam, dan berhenti di tanggal selepas 10 muharam. Entah mereka meremehkan umat muslim yang mengatakan 10 muharam adalah tanggal kemenangan (mereka menyerang hingga 10 muharam untuk membuktikan,"Mana, katanya 10 muharam tanggal kemenangan? Nih terima TNT kami!" seakan mereka nyocot begitu) atau memang mereka buta tanggal.
Jika memang tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan untuk kaum Yahudi (aku tidak menyalahkan yahudi, 'hanya' zionis, atau tiap iblis yang ada di hati mereka), terlepas dari distorsi sejarah oleh rahib mereka, mengapa mereka melakukannya (merebut tanah Filistin) dengan kekejaman? Analogi anak kecilnya begini, jika seorang ayah telah menjanjikan sebuah Sweater untuk anaknya (terlepas dari anaknya yang nakal dan manja), lalu Sweater itu dipakai oleh kakaknya, apakah ia akan mengambilnya dengan merampas, mengeroyok, atau bahkan membunuh saudaranya sendiri? Jika iya, terlihat kebohongan, dan kecacatan mental si anak tersebut. Tentu saja, aku lebih yakin bahwa Palestina itu bukan tanah yang dijanjikan untuk Yahudi. Tanah yang dijanjikan untuk mereka adalah surga, mereka harus mengambilnya dengan altruisme. Sehrusnya.
Tapi memang Israel itu bagaikan anak bungsu yang nakal dan manja. Setelah melakukan kenakalannya, ia seakan lupa telah melakukan kerusakan. Atau, ia berkilah bahwa kenakalan yang bahkan membuat orang-orang mati mengenaskan itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan. Orang-orang psikologi mengatakan, ia (Zionis)adalah anak psikopath. Mereka menghancurkan, dunia mengutuk, PBB menyuruhnya berhenti. Tapi mereka tetap enjoy. Pada akhirnya, voting dimenangkan Palestina
Negara yang mencintai perdamaian dan hatinya relativ sehat, ada 138 negara. Negara yang hatinya sakit (abstain) ada 41. Dan negara yang hatinya sedang mati, ada 9. Negara-negara kecil dalam 9 negara itu, aku yakin mereka dalam tekanan mereka. Barangkali jika voting ini lebih lama lagi dilakukan, Indonesia juga akan ditekan untuk abstain atau tidak mendukung Palestina. Mengingat hutang Indonesia di Bank dunia dan IMF masihdi atas 1000 triliun.
Dan saat pagi-pagi saya lihat di berita, tentang voting ini, air mata tak bisa ku bendung. Menangis bahagia saya melihat kabar ini. Mengingat kemarin, atau kapanpun itu saat mereka diserang, tidak ada yang bisa aku lakukan selain doa. Alhadulillah.