Senja

Java Tivi
0
Mentari yang terbenam sore itu
Menyapaku dengan malu
Apakah kau tak lelah,
Dengan semua yang telah berlalu?
Senja, engkau bertanya
Dengan pertanyaan yang tak mampu ku jawab
            Hingga langkah ke barapakah
Kaki ini akan berjalan?
Sampai kata-kata ke berapakah
Goresan-goresan ini ku tuliskan?
Petikan senar gitarku itu,
Kapankah akan berhenti,
Menjadi nada seindah gemericik aliran sungai?
Keindahan dunia ini,
Terantuk pada derita
Adakah manusia yang benar-benar bahagia?

Pikiran ini seakan tak kenal henti
Menceramahi diri
Memaksakan pemahaman tentang hidup ini
Sketsa demi sketsa kata
Menutupi kemunafikan hati
Bahwa kesepian ini,
Keterasingan ini,
Begitu membebani
            Siapa temanmu, Senja?
            Apakah kau tak lelah,
            Tiap pagi mengintip di ujung timur
            Dan berpamitan di sore hari,
            Tanpa kau mampu memeluk bumi?
Apakah kau harus sendiri?
Tidak adakah di ujung semesta sebelah sana
Sesuatu yang dapat menemanimu?
Kenyataannya,
Kau memang sendiri
Itu kebenarannya
Meski menyakitkan ketika kebenaran terungkap
Itu lebih baik daripada menutup diri darinya
Bukan begitu, Senja?

Sinarmu,
 Menemaniku pulang sore itu
Setiap manusia harus pulang, Senja
Dari semua perjalanan yang telah dilakukan
Kita berangkat dari apa?
Dari mana?
Dan kita akan pulang menuju apa?
Ke mana?
Rumah, Senja
Rumah
Tempat kita berbahagia

Sabtu, 31 Agustus 2013
Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)