Senin, 16 September 2013
Ok,
tulisan ini sebenarnya akan ku tulis tanggal itu, 16 September. Tapi aku hanya
menulis puisi dan kerangkanya saja, biar ingat (hehe).
Orang-orang depresi
Para penulis puisi
Esai
Novelis eksistensialis
Pembaca Koran yang tak pernah
Mampu berbuat sesuatu selain membaca
Dan mengeluh berkomentar
Itu, orang-orang depresi
Lalu, siapa lagi?
Para pemimpin negeri yang korupsi
Ngapusi
Takut masa depan suram anak istri
Para ulama yang menjual ayat kitab suci
Takut masa depan suram anak istri
Dua tiga istri hasil poligami
Atau demi nama harumnya di seluruh penjuru negeri
Jika ia kyai tenar
Segala penjuru pelosok perkampungan
Jika ia sekedar kyai panggilan
Aku, orang depresi
Kyai saja aku bercandai
Dasar orang depresi!
Para tukang becak yang tertidur
Mulut mangap di atas jok becak
Para pengamen bus yang tak pernah
Berhenti melukis takdir selain
Jadi pengamen
Para buruh yang tak pernah mendapat jawab
Dari teka-teki : siapa yang membuat segala yang kau
pakai?
Tapi, mengapa kami melarat?
Para pelajar yang berangkat dari rumah
Tapi tak pernah sampai ke sekolah
Mampir nongkrong di terminal pantura
Atau di mall untuk mereka yang anak manja
Mereka tersesat
Entah oleh guru atau bapak ibunya yang menyesatkan
Para pengasong
Banci bencong
Tukang jamu atau ontong-ontong
Takdir mereka seakan mengerak di pantat langit
Bahwa mereka tak akan pernah berganti status
Sampai maut menjemput
Mereka orang-orang depresi
Lalu, siapa lagi?
Para pendidik yang tak bercermin
Atau, mungkin tak punya mata
Bahwa siswa adalah bayangan ciptaannya
Mereka nakal, karena kalian binal
Para mahasiswa gondrong kucel
Frustasi selain nilai jeblok
Juga tak pernah punya kekasih hati
Dompet selalu dalam kondisi mati
Bokek selalu sepanjang hari
Kas-bon selalu menjadi solusi
Apa hidupmu hanya untuk menunggu mati?
Dasar orang depresi!
Para bapak bangkotan yang mencari
Dada dan pantat gadis seksi
Stress memikirkan anak istri
Atau pekerjaan yang membuatnya depresi
Para gadis seksi yang menjual daging meski
Bukan kiloan
Demi uang, apapun jalan
Para tante gembira riang
Pencari lelaki seperempat matang
Yang penting besar kemaluan
Yang penting terpuaskan
Meski hanya semalam
Para lelaki atau perempuan yang terlempar
Dalam jalan buntu kehidupan
Dunia ini membuat pikiran tak tenang
Kehidupan seringkali tak memberi jalan
Kemudahan
Lalu akhirnya terambil keputusan
Berbuat sedikit kejahatan
Demi kebaikan yang lebih besar
Korupsi, mencuri, menjual ayat suci
Atau melacur untuk yang masih segar
Dunia ternyata dipenuhi orang depresi
Saudara,
Malam dini hari Minggu, neneknya
Sovi, teman akrab waktu kuliah, katanya semacam kesurupan. Ngomongnya mengigau.
Dia sms jam setengah satu pagi. Jadi begini, kami berlima, barangkali karena
pernah berjuang bersama menjadi aktivis jalanan saat kuliah, ada semacam chemistry antara kita. Kita bisa tahu,
kapan kita masih terjaga, terkadang juga apa yang sedang kita lakukan, atau
rasakan saat itu meski tidak mengatakannya satu sama lain.
Aku tak percaya dengan
hal-hal mistis. Hal-hal gaib, aku percaya. Tapi tentang mistik dan klenik, aku
lebih suka berdebat dengan rasio-ku untuk memecahkan misteri itu. Seperti kesurupannya
neneknya Sovi, misalnya. Ketika aku tanya, apa yang dilakukannya sebelum
kejadian itu, ia menjawab, “Nenek tidur setelah ashar. Lalu bangun, dan tidur
setelah isya. Jam 10 ke kamar kecil, pas keluar jadi seperti itu,” ah! Ketahuan.
Selepas ashar itu dianjurkan jangan tidur, itu bisa membuat kita linglung. Bagian
hippocampus otak akan terganggu, karena di saat-saat itu memang bukan saat yang
tepat untuk tidur. Lalu di kamar kecil. Rumah yang bacai qur’an tiap hari,
semua setan akan pergi menyatu di kamar kecil. Karena itulah rasululloh
menyarankan agar berdoa sebelum masuk, dan menutupkan kepala kita, agar ‘tidak
dikencingi’ setan. Maksudnya? Kehilangan ingatan, mengigau. Aku dan Sovi sms-an
sampai sekitar jam 2 pagi.
Keesokan harinya, aku
memimpikan Azuz. Entah kebetulan atau apa, Nia (Nyaz) juga memimpikannya juga. Entah
kami sedang merindukannya, karena satu tahun ini tidak ada kabar, entah apa.
Sorenya,
aku ke Woto, teman SMP yang punya benkel motor. Aku minta dia buat nyervis
tossa yang mogok. Di perjalanan kita mengobrol banyak. Tentang pupuk pertanian,
obat hama ternak, sampai urusan onderdil. Tapi setelah ku pikir-pikir tentang
temanku yang satu ini, dia nyaris tak berhasrat. Kesehariannya menemani
bapaknya melayani pelanggan bengkel. Ia tidak ingin apa-apa. Jika bengkel sepi,
ia mainan ayam-ayamnya. Flat. Tapi, aku kira kehidupan seperti inilah yang ku
maksud dengan tanpa hasrat. Ketika aku tanya, “Eh, elu kagak mikirin nikah
kapan?”
Dia cuma jawab, “Kagak,” udah, itu aja. Ampun.
Untuk malam ini, sekian dulu. Besok lanjutin. Tadi nonton film 'Pursuit of Happines', Cris Gardner bilang pada anaknya, "Jika kau punya mimpi, kau harus menjaganya," dan mimpiku, bersma lima orang itu, membuat langit dan bumi Indonesia semakin indah. Wish.
yuk, bermimpi.
Minggu 22 September 2013