Dongeng Sang Rembulan

Java Tivi
0

5 Desember 2013 pukul 22:37


Engkau boleh menyebutku seekor keledai
Semut
Belatung
Ulat bulu,  atau ,
Binatang yang lebih rendah dari itu
Apakah aku harus menjadi kupu-kupu lebih dulu
Agar ku boleh mengingatkanmu?
Mengapa kau takjub dengan warna dan bentuk?
Sang Rembulan berwana kuning teduh
Apakah ia mengatakannya demikian?
Tempatmu berdiri membuat pandanganmu lemah
Tak kuat memastikan
Mana sejarah
Di mana masa depan

Bukalah jendela rumahmu malam ini, dan,
Dengarlah dongeng sang rembulan di atas awan
Bukalah pintu dan jendela itu
Agar kau mampu keluar
Agar kau mampu bebas
Keluar duduk di bawah rembulan
Duduk bersama angin malam dan kunang-kunang
Mendengar dongeng sang rembulan
Tentang masa lalu dunia yang tak selalu berakhir pilu

Bangunlah dari tempat tidurmu
Berjalanlah di bawah bayang remang malam
Engkau tak akan tersesat,
Karena sang rembulan akan memberikan jalan
Bangunlah dari tidur tanpa mimpi-mimpi
Tidurmu yang tanpa mimpi itu,
Sungguh tak enak,
Engkau tahu itu, bukan?
Bangunlah, dan
Dengarkan dongeng sang rembulan
Tentang seorang bijak yang mengatakan,
Hidup ini kesia-siaan terbesar
Tanpa kebaikan sebesar-besarnya
Sebanyak-banyaknya
Dengarlah dongeng sang bulan
Yang terus hidup menyaksikan ribuan sejarah
Terlewati begitu saja
Nyaris tanpa tanda,
Kecuali mereka yang berbakti pada bumi,
Umat manusia dan Tuhan

Duniamu tak sebesar dunianya,
Sang rembulan yang tak pernah lelah
Menjaga malam
Dengarlah dongeng sang rembulan,
Terkadang ia berkisah tentang keledai yang merasa pintar
Katak yang berrumah tempurung
Semut yang tak pernah berhenti berjalan,  atau
Para ulat bulu yang sabar
Keluarlah,
Buka pintu dan jendela itu agar kau bebas
Menyimak dongeng bijak sang rembulan
Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)