Kisah kuntum bunga

Java Tivi
0

12 Desember 2013 pukul 22:49


Aku tak tahu mengapa Tuhan memberiku keindahan
Aku tak meminta, dan
Aku juga tak menolak
Tak ada alasan untuk tak berterima kasih
Lebih baik aku teranggap sebagai si bodoh
Daripada sebagai bunga yang tak tahu terima kasih
Keindahanku tercela jika aku begitu

Pada lebah,
Aku tak pernah sombong
Meski ku tahu aku ini indah
Menawan
Menggoda
Karena bunga-bunga yang sombong
Tak akan pernah lebah mendekatinya
Tanpa senyum dan sapa
Tak akan ada kehidupan yang diberikannya
 atau  sebaliknya,
Kehidupan yang ku berikan untuknya

Dengungan mereka memang menakutkan
Terdengar bak genderang perang
Seperti hujan yang menimpa bebatuan
Gemuruh riuh rendah yang menimpa plastik terpal
Terdengar seperti bisik prajurit yang ketakutan
Tapi jika takut,
Mengapa kau datang untuk perang?
Mengapa tak menetap saja di rumah
Dengan nyaman dan istri yang memberi kehangatan?

Belaian angin di bawah mentari
Membuatku menari berseri
Aku tak mengeluhkan panas
Karena di bawah matahari yang ganas
Aku tetap merasa bebas
Aku tak takut tercerabut
Karena hidup dengan keindahan ini
Adalah kasih sayang-Nya yang lembut

Aku tak pernah cemburu pada awan
Tinggi menawan
Terbang bebas di atas sana
Bagiku, apa artinya keindahan,
Jika kaki ini tak menyentuh bumi?
Pada akhirnya semua ini akan mati
Suatu saat aku kan layu
Tak ada satupun lebah yang kan tertarik padaku

Tapi,
Hidup adalah saat ini
Sebelum itu terjadi,
Ku gunakan untuk merendahkan hati
Menyapa kumbang,
Tersenyum pada lebah
Suatu saat ku mati
Aku meninggalkan bekas,
Bahwa aku adalah sekuntum bunga
Berguna dan selalu hidup lepas,
Ikhlas
Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)