Si Jon mengumpulkan orangtua siswa siang itu. Mereka adalah
orangtua siswa yg mendapat bantuan dana keluarga tidak mampu. Kisarannya
lumayan, membuat tetangga sekolah yg sebelumnya menghina sekolah itu, tertarik
untuk memindahkan anaknya di sekolah kere yg Jon pimpin.
"Dulu, ibu itu malah bilang begini pa, 'Jangan sekolah disitu! Mau jadi
apa kamu sekolah tak jelas.' pada anaknya," kata seorang guru. "Eh,
sekarang malah menjilat ludah sendiri,"
Si Jon tersenyum. Dia tak punya tendensi apapun dari awal berjuang disana.
Ibarat pembantu, jika suatu saat sudah tak dibutuhkan, ia siap saja
dikeluarkan.
"Tidak apa-apa, selama mereka butuh, sebaiknya kita melayani." ucap
si Jon, belagu.
Kemarin malam, ia menunjukan foto-foto cerdas cermat sekolahnya pada kakaknya.
Ia bangga. Sekolah itu di tangan adiknya menjadi mekar lebih cepat. Si Jon
pernah berkata pada kakaknya tentang teror di sekolah itu.
"Biarkan para anjing melakukan tugasnya. Jika mas percaya -horisontal-
saya, pembuktiannya sebentar lagi." Jon memang kere materi, tapi tentang
ide&karya, ia tak bisa diremehkan. Ibarat orang, sekolah itu mirip dengan
pemimpinnya : Jon Quixote. Saat muda, ia dihina, diejek, diremehkan, dijauhi
orang-orang karena ia adalah stereotipe. Hanya segelintir teman yg berhasil ia
'sesatkan' di forum yg ia bikin. Seperti di forum itu, di sekolah itu Jon juga
berkata,"Disini tak ada pemimpin. Lalu siapa saya? Penanggungjawab. Karena
tiap orang memimpin dirinya sendiri. Kesalahan apapun yg bapak/ibu lakukan pada
siswa, masyarakat, kedinasan, saya yg akan bertanggung jawab," si Jon
memang belagu. Yg salah orang lain, dia kok mau-maunya bertanggung jawab. Dasar
belagu.
Pertemuan orangtua siang itu ricuh, karena ada orangtua siswa yg tak ikut
pengajian orangtua siswa&guru. Tapi Jon menengahi, "Ibu-ibu yg tak
ikut pengajian, sabar ya. Sebentar lagi kita punya gedung sendiri, pengajian
akan diadakan disana. Ibu tak perlu takut tak punya uang iuran, sekolah yg
tanggung," lagi-lagi Jon belagu.