Kita masih bicara tentang cinta.
Untuk engkau yg ragu mengapa Tuhan yg maha baik itu 'menciptakan' neraka, ketahuilah bahwa neraka adalah surga untuk orang-orang yg beribadah dengan cara iblis. Orang yg hidup dengan jalan hidup iblis, sekalipun ia menang ia tetap kalah.
Untuk engkau yg ragu mengapa Tuhan yg maha baik itu 'menciptakan' neraka, ketahuilah bahwa neraka adalah surga untuk orang-orang yg beribadah dengan cara iblis. Orang yg hidup dengan jalan hidup iblis, sekalipun ia menang ia tetap kalah.
Hanya ada dua makhluk yg mencapai tingkatan cinta tertinggi
pada Tuhan. Pertama adalah rasulullah, kedua adalah iblis. Rasulullah sangat
mencintai iblis, tapi dengan cara menolaknya. Iblis dari kata 'ablasa',
tertolak. Mencintai iblis adalah dengan menolaknya. Maka ketika dalam suatu
hadits iblis datang pada rasulullah&berkata bahwa orang yg paling
dibencinya adalah beliau -Muhammad, itu adalah bukti bahwa iblis juga mencintai
rasulullah. Benci dalam sudut pandang keburukan, adalah cinta. Iblis tak bisa
mengatakan cinta, seperti anjing yg tak mungkin bersiul/berkicau. Rasulullah
juga mencintainya -iblis, karena selain beliau adalah rahmatan lil alamin,
termasuk untuk alam iblis, beliau juga adil : menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Memperlakukan iblis sebagaimana mesti memperlakukannya.
Iblis berkata jujur ketika bertekad mengganti
singgasana-Nya, yaitu dengan diizinkannya untuk menyesatkan semua manusia. Tapi
manusia jaman ini suka ke-Ge-Eran, bahwa ia akan digoda iblis. Sedang
sebenarnya, kita diserang pasukannya, yaitu syetan : syatona/penggoda. Maka
ta'awwudz kita adalah memohon dilindungi dari syetan, bukan iblis. Karena iblis
bermain lebih halus, menyingkap hijab mana hamba-hamba penjilat yg menyetarakan
Tuhan dengan surga/pahala : tugas utama iblis. & mana hamba-hamba yg
ikhlas, yg di hatinya penuh cinta : secara otomatis mengikuti jejak rasul.
Tapi yg terjadi sebaliknya. Kita selalu ta'awwudz, mengutuk
iblis, tapi kita kasar. Kita suka mengumpat, berprasangka jelek. Berbohong,
curang, membawa-bawa nama Tuhan di ujung mulut-mulut kita. Lalu kita keras,
kaku, tak toleran, sombong, membanggakan diri : beribadah dengan cara iblis.
Lebih hebatnya, kita menutupi semua itu dengan ibadah cara nabi.