Tidak ada manusia yang terlahir untuk sendiri. Mari, saya
ceritakan tentang (sedikit) takdir : jodoh.
Angka-angka itu adalah kemungkinan seseorang untuk jodohnya.
Ia sangat mungkin menikah dengan siapapun, tapi, titik pentingnya ada pada qodho, qadr, lalu menjadi takdir. Seorang teman pernah bertanya
tentang seorang wanita yang berkali-kali cerai dan berkali-kali menikah pula. Jawabannya
adalah gambar di atas. N 1000 adalah cabang lainnya yang memungkinkan seseorang
menikah dengan satu orang atau lebih. Bagaimana dengan yang hidup sendiri? Sangat
mungkin, ia memilih untuk hidup sendiri, meski sebenarnya banyak orang yang
mendatanginya : dengan alasan penolakan masing-masing.
Qadha adalah gambar itu, kepastian yang Tuhan ‘buat’,
detail, tak main-main, dengan konsekuensi masing-masing dan berbeda. Mungkin kita
bertanya, mengapa jodohku ‘dia’, bukan ‘ia’ yang aku cintai? Jawabannya adalah
qadr, kadar, atau kapasitas. Kita bisa saja menikah dengan, misalnya Rin
Takahashi atau Aura Kasih, tapi sangat mungkin mereka bukan kapasitas (qadr) kita.
Qadr sendiri macam-macam, bisa materi (harta/gaya hidup), pemikiran/idealisme,
pangkat/jabatan, keturunan, kesalihan, dan banyak lagi yang seringkali menjadi
kendala seseorang untuk mendekati yang ia suka/cintai. Ia ‘menemukan’ jodohnya,
dengan mengupayakan qadha, sesuai qadr-nya.
Pertanyaannya adalah, terkadang kita tak tahu kapasitas
kita. Ada orang, misalnya, laki-laki kerempeng, miskin, idealis, tak begitu
tampan, tapi menikah dengan gadis cantik yang mendekati sempurna : kaya, salih,
cantik. Dan ternyata mereka hidup harmonis, sampai kakek-nenek. Ini yang
menjadi ‘misteri’ yang seringkali pasangan-pasangan muda ingin tahu ‘rahasianya’.
Sedangkan takdir, adalah qadha (kepastian, masuk ke lidah orang jawa/sunda jadi 'kudu') yang diupayakan dengan
kesadaran kapasitas (qadr) seseorang/kita. Pengertian takdir secara sederhana
adalah sesuatu yang telah terjadi, qodho adalah yang belum terjadi, dan itu
bisa diubah, sedangkan qadr/takdir adalah sesuatu yang sudah terjadi – dan tak
bisa diubah.
Tapi, penjelasan di atas adalah hasil renunganku (yang belum
selesai) sendiri. Barangkali ‘menyesatkan’, tolong jangan dihiraukan. (hehe)