Ini ruang kelas baru kami. Keren, bukan? Gelap, bersama nyamuk-nyamuk, sesekali bau kloset rumah tetangga berhembus, lantai dingin (karpet plastik), tanpa jendela dan pintu - ayam dan anak-anak desa bisa saja bermain dan mengotori/merusak kelas.
Menarik, bukan? (hehe)
Saya janji pada mereka, kenangan ini tak akan sia-sia. Dan Saya punya sebuah rencana. Apapun yang terjadi saat ini, saya jamin, ini sementara, dan tak akan lama.
Memang, saya harus menyediakan listrik, toilet, kursi meja belajar, atau segala sesuatu yang mebuat mereka nyaman. Maka saya sangat bersyukur, tahun ajaran ini saya masuk menjadi pengajar di suatu SMK, yang honornya bisa saya gunakan untuk menambah kas yang kurang bantuan dari pemerintah. Bulan kemarin, saya katakan pada dosen yang suka membantu saya - tak terkira rasa terima kasihku, *Jika aku diterima di SMK itu, aku tak harus lagi mengharap bantuan dari para donatur. Aku merasa tak enak selalu merepotkan,* Ini masalahku, dan harus aku yang menanggungnya.
Jangan bicarakan masalah kenyamanan, karena anak-anak saya tak harus memiliki gedung yang layak untuk dapat belajar. Dan kami menjadi bagian dari - mungkin - ribuan sekolah sekarat di bangsa ini.
Ahh... Mau melanjutkan tulisan ini, tapi anak-anak kelas 1 sudah pulang, dan aku harus mengantar mereka.
Terakhir, jangan pikir saya masih terganggu dengan persoalan cinta, kau boleh tak percaya, tentang cinta, aku berlari lebih cepat dari kebanyakan orang, anak muda. And now, its my world!