*Untuk teman-temanku
Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, agar kau cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang...
Kenyataan – pahit – yang akan dirasakan oleh setiap anak muda adalah,
bahwa mereka tak akan selalu muda. Kekekalan tak terizinkan di dunia ini. Bahwa
mereka, anak muda, cepat atau lambat harus menerima, bahwa kehidupan harus
terus berjalan. Dari masa muda yang penuh gairah petualangan, menuju tahap
selanjutnya, yaitu berkeluarga, membina istri dan anak-anak, membangun dunia. Tentu,
kita, mereka, tiap anak muda yang pernah mengalami jatuh cinta yang begitu
manis – namun gagal, tak akan bisa merasakan kenikmatan cinta yang sama dengan
orang yang berbeda. Tapi, tentu saja, kita selalu bisa untuk memulai kembali. Memulai
lagi rasa cinta yang baru dengan seseorang yang menjadi jodoh kita.
Jangan takut, jika kita adalah orang yang mendahulukan kebaikan, maka
kebaikan kita akan menolong saat keburukan nasib datang, sebagai akibat
keburukan yang kita lakukan di masa lalu. Tidak ada manusia yang bersih dari
salah dan dosa. Kesalahan akan menjelma ujian hidup, kebaikan akan menjelma
menjadi solusi dan kebijaksanaan. Kebaikan dan keburukan, hidup dan mati,
keberuntungan dan kemalangan, adalah satu. Seperti langit dan bumi. Kita berjalan
di atas bumi – kebaikan, tapi tak jarang kita tertimpa hujan : kemalangan
nasib. Karena, tanpa rasa sakit manusia menjadi tak layak menerima kebahagiaan.
Tanpa dosa, manusia tak layak memasuki surga : setelah terbersihkan di neraka.
Hidup ini seringkali adalah
permainan yang menyenangkan. Tentang rezeki dalam hal jodoh, seseorang yang
menjadi rezeki mata kita, belum tentu menjadi rezeki hati kita. Ia yang menjadi
rezeki hati kita, belum tentu menjadi rezeki jiwa/diri kita. Jikapun telah
menjadi rezeki kita, bisa saja di tengah perjalanan ia terlepas – cerai,
sebagai bukti bahwa ia bukan rezeki kita selamanya. Ia yang menjadi rezeki kita
tahun ini, belum tentu menjadi rezeki kita tahun depan. Ia yang menjadi rezeki
kita di sini, belum tentu juga menjadi rezeki kita di sana. Dan tak jarang, yang menjadi rezeki kita adalah orang yang
sebelumnya belum/tidak kita cintai sama sekali. Tentu, kita mungkin tak bisa
mencintainya sebesar cinta kita pada seseorang yang kita cintai di masa lalu. Tapi,
kita selalu bisa untuk memulai lagi, mengawali kembali. Witing tresno jalaran soko kulino. Cinta tumbuh perlahan dari
kebiasaan berkasih sayang. Pelan-pelan tumbuh, karena di sana, seperti pohon
yang tumbuh, akan ada angin dan ujian lain yang akan menguatkan. Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, agar kau cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Seperti ketika
pertama kali kita jatuh cinta, keraguan, posesif, kekhawatiran akan singgah di
hati tiap kita yang mengawali cinta kembali. Ia yang menjadi jodohmu, adalah ia
yang membuatmu tenang, tenteram, dan saling berkasih-sayang sampai ajal datang.
Saling berkasih-sayang, bukan hanya saat masih bergairah, tetapi juga ketika
kulit mulai berkeriput, dan hidup mulai terasa tak ada artinya lagi : kerinduan
pada surga. Dan manusia spesial, adalah ia yang telah masuk dalam kondisi hati
ikhlas. Ia mudah jatuh cinta, juga mudah untuk merelakan. Mesra bagai burung
merpati, mudah melepaskan seperti hulu yang mengalirkan buih.
Air mata-air mata yang tersenyum
Apa yang indah dalam pandangan
mata
Tak selalu sama untuk hati
manusia
Keburukan dan kebaikan
Seringkali tergantung dari mana
melihatnya
Sedang menunggu apakah manusia?
Rezeki harta dan tahta,
Jodoh yang tak kunjung datang,
Ataukah kematian?
Berdoalah seperti anak
penggembala
Tuhan, terima kasih atas
kesempatan hidup yang indah ini
Dan maafkan aku,
Jika terlalu banyak hal yang
belum aku syukuri di hari yang indah ini
Mentari bersinar di ufuk timur
Menerangi jalan mereka yang
berjuang
Bintang-bintang malam tersebar
Menemani kesepian mereka yang tak
kunjung menemukan jawaban
Manakah yang lebih indah,
Bintang-bintang di angkasa
Pelangi yang menghapus kesedihan
hujan,
Atau senyumanmu?
Tak akan ada air mata yang
terjatuh
Tanpa rasa takut akan kesepian
Tanpa datangnya kesedihan yang
mendalam
Tanpa kebahagiaan yang menyapa
tanpa salam
Tak akan ada air mata kesedihan
Tanpa harapan yang tiba-tiba
menghilang
Tanpa impian yang terpaksa harus
ditinggalkan
Tanpa takdir yang terkesan kejam
Tak akan ada air mata sia-sia
Jika manusia mampu mengendalikan
keinginannya
Jika manusia mampu menjadi tuan
atas dirinya
Jika manusia paham sebatas apa
yang mampu dilakukannya
Tiap air mata akan terhitung
Tiap tetesannya akan tercatat
Menguatkan, melegakan
Mengubah kegelapan pikiran menjadi
penerimaan
Tersenyumlah seperti air mata-air
mata itu
Yang keluar menenangkan hatimu
Menyadarkan,
Bahwa perjuangan tak selalu
berakhir kemenangan
Tersenyumlah seperti air mata-air
mata itu
Yang mengalirkan kesedihan jiwa
yang rindu
Menyadarkan,
Bahwa manusia hanya mendapatkan
apa yang digariskan
Tersenyumlah seperti air mata-air
mata itu
Yang menghentikan rasa sakit
kekecewaan
Sebagai teman siapa saja mereka
yang rapuh
Menghidupkan kembali jiwa yang
sejenak terbunuh
Tersenyumlah seperti air mata-air
mata itu
Menjadi manusia yang bebas
Menjadi diri yang mudah mencintai
seseorang
Dan mudah merelakan ketika apa
yang dicintai itu pergi
Tersenyumlah seperti air mata-air
mata itu
Bersyukur pada tiap cinta yang
datang
Dan mudah melepaskan tanpa rasa
enggan
Tersenyum mengucap
selamat tinggal