Ahad, 25 Ramadan 1436 H, Minggu, 12 Juli 2015
Sehari sebelum ramadan, aku berjanji pada seorang siswa
untuk membagi waktuku belajar qur’an bersamanya. Sampai saat ini, aku masih
belajar untuk menjadi seseorang yang menepati kata-kata. Empat hari sebelum
ramadan usai – secara penanggalan tapi tak pernah usai bagi hatiku, aku
memintanya menyebutkan empat surah terakhir yang ingin ia pelajari di ramadan
tahun ini. ia memilih : ‘Abasa, Al
Insyiqaq, dan dua surah lagi aku lupa (hehe). Tentu, aku gunakan penjelasan
yang ringkas, karena nasehat qur’an mengatakan : Jangan meminta sesuatu yang
justru akan membuatmu kesusahan. Aku gunakan bahasa yang mudah, dan tak begitu
panjang.
- Dia
(Muhammad) bermuka masam (cemberut) dan berpaling.
Ketika ada seorang buta dan miskin (Abdullah bin
Ummi Maktum) mendatangi rasulullah, tapi ia merasa terganggu karena sedang
mendakwahi para pemuka quraish. Seorang buta dan miskin itu menjadi simbol
mereka yang ‘buta’ (pemahaman, lemah akal), dan ‘miskin’ (ilmu), yang datang
pada Rasulullah (seseorang yang mampu/berilmu) untuk mendapatkan tuntunan. Rasul
merasa terganggu, karena, selain kecenderungan kita (manusia) yang lebih senang
bersama orang-orang kaya, tenar, dll, daripada menemani mereka yang lemah.
- karena
telah datang seorang buta kepadanya.
- Tahukah
kamu (Muhammad) barangkali ia ingin membersihkan dirinya.
- atau dia
(ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat
kepadanya?
Ini, adalah
nasehat untuk orang-orang berilmu. Agar tidak hanya berdakwah di masjid-masjid,
majlis ta’lim, apalagi di tv-tv atau tempat-tempat yang nyaman saja. Tetapi dimanapun
: jalanan, terminal, pasar, pengajaran kebaikan terus tersampaikan.
- Adapun
orang yang merasa dirinya serba cukup.
- Kamu
memberi perhatian kepadanya.
- Padahal tidak
ada (cela) atasmu kalau mereka tidak membersihkan diri.
Orang-orang
quraish, mereka yang merasa cukup hidupnya dengan dunia, barangkali saat ini
seperti para sarjana (orang-orang bergelar pendidikan) yang menutup pikirannya,
enggan mendalami lagi ilmu pengetahuan, kebijaksanaan, dan agama. Juga orang-orang
kaya yang dunia menutupi kesucian hatinya. Menganggap remeh ilmu, karena dunia
membutakan kesadarannya.
- Dan adapun
orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran)
- sedang ia
takut kepada (Allah),
- kamu
mengabaikannya,
- jangan
begitu! Sungguh, itu adalah suatu peringatan.
Untuk semua orang
berilmu, agar tidak mengabaikan mereka yang membutuhkan pengajaran, membutuhkan
pertolongan.
- Maka,
siapa yang menghendaki, tentu ia akan memperhatikan
Kita, cenderung
memperhatikan apa yang kita ingin lihat dan dengar saja. Sedangkan apa yang
kita inginkan, belum tentu itu baik untuk kita. Dan apa yang tak kita inginkan
(kita benci), belum tentu itu buruk untuk kita.
- Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan.
Memaknai segala
sesuatu dari kitab-kitab yang diturunkan.
- Yang ditinggikan dan disucikan.
Yang selalu terjaga kemurniannya (qur’an)
- Di tangan para utusan (malaikat).
- Yang mulia dan berbakti
- Celakalah manusia! Betapa kufurnya dia!
Peringatan untuk kita yang mengingkari nikmat yang
telah Allah berikan.
- Dari
apakah Allah menciptakannya?
- Dari
setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.
Apa yang
sebenarnya kita sombongkan (kita tercipta dari sesuatu yang kotor)
- Kemudian
Dia memudahkan jalannya.
Jalan hidupnya.
- kemudian
Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,
ketika usia dan
kesempatan hidup telah selesai.
- kemudian
bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
Kita bukan menuju
mati, kita menuju hidup. Karena kehidupan disini hanyalah sementara. Kiamat,
dari kata ‘Qum’, yang berarti bangkit/kebangkitan, atau terjaga. Maka ketika
bangun tidur, kita berdoa memuji Allah
yang telah menghidupkan kita dari ‘kematian kecil’ : tidur. Kematian, adalah
saat ketika kita terjaga dari ‘tidur’ kita ini. dan menjalani kehidupan yang
sebenarnya, berbekal amal baik atau buruk selama kita hidup di dunia.
- Jangan
begitu (kufur)! manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan
Allah kepadanya,
- maka
hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Halal, haram,
syubhat. Karena makanan akan berpengaruh pada sifat seseorang. Atau dari siapa
rezeki yang kita nikmati itu, jika bukan dari Allah? Maka mengapa kita
mengingkari (kufur)?
- Sesungguhnya
Kami benar-benar telah mencurahkan air (hujan).
- kemudian
Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya.
Timur dan barat,
menjadi tempat hijrah/melakukan perjalanan untuk mendapatkan anugerah Tuhan.
- lalu Kami
tumbuhkan biji-bijian di bumi itu
- anggur dan
sayur-sayuran,
- zaitun dan
kurma,
- kebun-kebun
(yang) lebat,
- dan
buah-buahan serta rumput-rumputan,
- untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.
- Dan
apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
Hati keterjagaan
(kiamat).
- pada hari
ketika manusia lari dari saudaranya,
- dari ibu
dan bapaknya,
- dari istri
dan anak-anaknya.
- Setiap
orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup
menyibukkannya.
Menghitung-hitung
amal yang mereka perbuat pada waktu sebelumnya.
- Banyak
muka pada hari itu berseri-seri,
- tertawa
dan bergembira ria,
mereka yang amal
perbuatannya terhitung lebih besar daripada keburukannya
- dan banyak
(pula) muka pada hari itu tertutup debu.
- dan
ditutup lagi oleh kegelapan.
Rasa malu dan
kehinaan dengan perbuatan buruk yang pernah dilakukan.
- Mereka
itulah orang-orang kafir lagi durhaka.