Tiap apapun di semesta ini semuanya berada dalam kesibukan
Menjalani perjalanan yang nyatanya tak selalu menyenangkan
Andai maaf mampu melenyapkan rasa sakit kenangan
Tak akan ada seorangpun yang melangkah maju dengan wajah tertunduk lesu
Fa'fu waswahu
Hadiah dari semesta pada manusia ketika mereka berlapang dada
Menerima pahitnya kenyataan dan melepaskan semua
Cerita tentang seorang yang terus berlari dalam luka
Mengejar seseorang yang ternyata menganggapnya sebagai sampah
Lalu seorang wanita yang mengamatinya menangis
Menunggu dan bertanya mengapa
Kau terus berlari meski terluka parah untuknya
Namun aku di sini menanti tak pernah kecewa
Tapi ketika sang wanita sudah memahami mengapa
Dan ia rela melepaskan seseorang yang sedang terluka itu
Ia pun datang saat sang wanita berkata telah terlambat
Bertanya menyimpan kesedihan mengapa ia baru datang
Fa bi ayyi ala-i robbikuma tukdziban
Dia yang di atas arsy tak meniupkan ruh untuk bisa berdusta
Kesedihan dan rasa terluka tak akan hilang selamanya
Selama manusia enggan menerima dan menghapusnya dengan cinta di dada
Bersyukurlah pada Dia yang memberi manusia rasa lupa
Gores luka yang pernah membekas pada hati yang muda
Nampak hilang terlupa hanya karena semakin menua
Baca ini juga ya, teman...
Puisi Ar Rahman Cinta yang diam-diam (puisi)