Tiap nabi dan rasul diutus dengan bahasa kaumnya. Ibarat agen rahasia,
jika akan diutus ke arab, ia harus bisa bahasa arab, mungkin juga bahasa
onta. Bahasa itu bukan cuma kata-kata. Penampilan, ucapan, musik, dll.
Kita tahu lampu hijau itu boleh terus berjalan, merah itu berhenti,
darimana? Di bawah lampu ada tulisannya?_Jon Q_
Wa ma arsalna min rasulin illa bil lisani qoumih. Bahasa itu bukan cuma
rangkaian huruf, kata-kata, tapi hampir seluruh produk budaya manusia
itu bahasa.
Di jalan jika saling lirik antara lelaki dan perempuan, itu juga bahasa.
Mungkin tertarik, mungkin juga jereng. Beda lagi jika sesama pria
saling lirik dan menggoda dengan mata dan senyuman, itu juga bahasa,
tapi menakutkan. Ada sekelompok orang pakai jas, berdasi, itu juga
bahasa, menandakan mereka orang penting, jetset, elite, etc. Lampu lalu
lintas, markah jalan, atau tanda toilet atau mushola, itu juga bahasa.
Hampir segala sesuatu menyampaikan makna pada kita dengan bahasa mereka
tanpa harus berkata-kata.
Pawang gajah bisa berdialog dengan gajah-gajahnya meski tanpa kalimat.
Pawang lumba-lumba, singa, bahkan topeng monyet, mereka punya bahasa
masing-masing agar saling memahami. Bahkan, para gigolo dan kaum LGBTQ
juga punya bahasa tertentu untuk membuktikan kalau dirinya bagian dari
itu. Bagaimana bahasa kencan, bagaimana bahasa para gigolo agar dikenali
para tante riang gembira yg mencari mereka di pinggir-pinggir jalan.
Cuma orang gila atau berhala ka'bah yg melarikan diri saat penaklukan
Mekah 1400 tahun yg lalu, yg memaksakan bahasa mereka pada kaum lain.
Pernah dengar kisah berhala ka'bah yg melarikan diri? Mereka yg tersebar
di nusantara, membawa 'aroma-aroma' (budaya-bahasa) arabiah,
mendalilkan qur'an dan sunah, menganggap siapa saja yg tak mengikuti
kelompoknya adalah kaum jahiliyah, kaum quraish mekah, ini musyrik itu
kafir atau bid'ah, merasa Tuhan ada di pihak mereka. Apa yg harus
dilakukan ketika berhala ka'bah yg melarikan diri itu berbicara?
Pura-pura saja menyembah, beri sesaji, kalau bisa juga jangan lupa bakar
menyan di depannya.
Bacaan selanjutnya
Setengah Nabi Tuhan tak harus ada