Setenang bumi yg berputar. Segelap semesta yg bertabur bintang-bintang
bercahaya. Kita tak harus berkata-kata untuk saling mengerti. Ada jarak
yg harus tetap kita jaga. Kau boleh bertanya siapa engkau pada dirimu
sendiri. Tapi tetaplah kau jaga pertanyaan itu dalam diri. Sebutir gula
yg bertanya mengapa ia manis, akan ditertawakan keras oleh
lingkungannya._Jon Q_
Bahwa tulisanku membuatmu gila, itu memang sudah rencana. Mati itu
menakutkan, meski di sana menjanjikan kedamaian. Tak ada orang mati yg
masih galau memikirkan rumah yg diwariskannya. Jika hidup penuh derita,
maka menjadi gila adalah solusi satu-satunya. Mengapa gila? Orang hidup
yg normal bisa sedih, kecewa, merasa terkhianati, perasaan-perasaan yg
orang gila telah terbebas darinya. Dan untuk inilah aku menulis. Kejam?
Jangan dibaca!
Tiap manusia pada akhirnya akan dihadapkan pada 2 pilihan. Tetap dalam
kondisinya yg nyaman, tancap gas karir individualisnya sendiri, atau
melemparkan dirinya demi perjuangan membahagiakan masyarakat. Mana yg
baik? Berjuang untuk banyak orang? Memangnya hidup individualis salah?
Hidup ini pilihan, kata orang, kita bertanggung jawab dengan pilihan
hidup yg kita pilih. Apa masalahnya?
Tapi, kita harus belajar dari banyak orang. Setuju.
Tapi apakah dengan
itu kita membiarkan orang lain mempengaruhi kita? Orang lain mendikte
jalan hidup kita? Memangnya orang lain mau kita bagi rasa ketika kita
terpuruk? Jika tak mau, mengapa kita harus dipengaruhi olehnya? Seorang
guru yg baik bukan ia yg menjadikanmu seperti dirinya, tapi menuntunmu
menemukan dirimu sendiri. Kita semua sedang mencari. Tak akan berhenti
sampai mati. Kau mengelak disebut sedang mencari? Jika kau sedih, apa yg
kau butuhkan? Paham?
Kita boleh menganggap telah menemukan, katakanlah, kedamaian jiwa atau
Tuhan, apakah lantas hidupmu tak berada dalam pencarian lagi? Untuk apa
seorang guru mengajar jika bukan membagi kebahagiaannya? Untuk apa
orangtuamu melahirkan, jika bukan untuk mengajakmu bahagia dalam hidup
ini. Kita ini gagal? Tentu. Dengan itu kita sebaiknya terus bangkit,
berdiri, mencari. Seorang murid sejati menganggap setiap orang adalah
gurunya. Seorang guru sejati adalah ia yg tak pernah berhenti belajar,
tak akan pernah berhenti untuk mencari.