Orang-orang yg terpenjara dalam kesedihan.
Tok, tok, tok.
Siapa?
Tuhan.
Siapa?
Tuhan.
Siapa?
Tuhan.
Ah, pasti cuma angin.
Dua buku yg ku tulis ini untukmu, i love you.
Terima kasih.
Kau tak mencintaiku?
Siapa?
Aku.
Kenapa?
Mencintaimu.
Terima kasih.
Ayo naik ke kapalku, kau hampir tenggelam.
Tidak, aku menunggu Tuhan menyelamatkanku.
Ayo naik perahuku.
Tidak, terima kasih.
(lalu ia mati tenggelam, sedang Tuhan marah karena tak dianggap ketika datang dalam wujud perahu)
Ini pekerjaan untukmu.
Tidak, aku akan mendapat yg lebih baik.
Kau akan mendapat yg lebih baik, tapi bisa saja mengawali dari ini.
Tidak, terima kasih.
Ayo belajar bersama.
Tidak, aku bisa belajar sendiri.
Kita bisa saling berbagi.
Tidak, terima kasih.
Aku datang untukmu.
Tidak, aku merasa tak pantas untukmu.
Kita bisa belajar bersama, menghadapi hidup bersama.
Tidak, terima kasih.
Potongan roti ini untukmu.
Tidak, aku tak sedang lapar.
Tempat ini jauh dari penjual makanan, kau bisa menyimpannya.
Tidak, terima kasih.
Namaku Jon, ayo kita berteman.
Tidak, aku berkali-kali ditinggalkan teman yg ku percayai.
Aku juga. Tapi aku tak menyerah untuk mencari teman baru. Bagaimana?
Tidak, terima kasih.
Aku bisa menunggumu, karena aku mencintaimu.
Tidak, aku akan melanjutkan pendidikanku.
Tidakkah itu akan lebih mudah jika aku membantumu?
Tidak, terima kasih, aku bisa melakukannya sendiri.
Pak menteri dulunya adalah pria yg pernah ku tolak cintanya.
Mengapa?
Aku terlalu tinggi untuknya. Mengapa aku harus menerimanya?
Apa kau merasa bangga menolak orang baik yg berguna bagi banyak orang?
Tentu. Mengapa tidak bangga? Ia memang menjadi orang penting, tapi dia pernah aku tolak.
Menurutmu, siapa yg terpenjara dalam kesedihan? Ia yg mampu melihat tapi menutup mata, atau ia yg menerima kenyataan sebahagia ketika ia jatuh cinta?