Mengapa Tuhan menciptakan neraka jika Ia maha pengampun? Surga tempat
untuk orang-orang sesat, dan neraka adalah balasan untuk mereka yg hidup
dalam jalan setan._Jon Q_
Diskusi tentang rokok pada awalnya, tapi dasar si Jon itu orang gak
jelas. Pembicaraan keluar masuk pada persoalan di luar rokok.
"Jadi rokok itu gak haram, Jon?" tanya Bon.
"Haram halal itu hak Allah dan rasul," jawab Jon.
"Lha gimana dengan ulama yg berijtihad?" Beth nimbrung.
"Itu bukan harga mati, selama di qur'an dan hadits tak dijelaskan," kata
Jon lagi.
"Tapi kan NKRI harga mati, Jon?" kata Bon, latah.
"Lha kalau mati ya tinggal diganti yg baru toh?" Jon mulai gendeng.
"Maksudnya?"
"Yg bilang harga mati iku sopo? Manusia itu bisa apa ketika Tuhan
berkehendak lain? Kaum samud saja entek kok, gak ada yg hidup selain
bekas-bekasnya. Indonesia punya peradaban apa? Prambanan peninggalan
Sulaiman? Itukan bukan Indonesia,"
"Lah, lah, jadi hukum rokok itu gimana tadi, Jon?" Beth menyadarkan Jon
yg mulai kumat.
"Asapnya kan mengganggu banyak orang, Jon," kata Bon.
"PBB saja lewat
WHO melarang rokok kan?"
"Itu, itu masalahnya," kata Jon.
"Kenapa tiba-tiba PBB melarang rokok
Indonesia? Mengapa tak dari dulu? Memangnya rokok Indonesia baru ada
20-50 tahun ini?"
"Ehlah, iya ya, kenapa baru tahun-tahun ini ya, Jon, rokok digambarkan
bahaya banget?"
"Ente pada tahu gak kenapa Portugis, Spanyol, Belanda betah dengan alam
Indonesia?" Jon mulai mendalang tentang sejarah.
"Apatuh, Jon?"
"Tembakau dan cengkeh kita tak bisa ditanam selain di tanah Indonesia!"
Jon bersemangat.
"Kalian tahu opium yg dilegalkan di Bolivia, Venezuela?
Lebih bahaya mana opium sama tembakau dan cengkeh? Kenapa para ulama
juga ikut bego membahas rokok haram yg pajaknya ikut mensejahterakan
ketenaran mereka?" Bon dan Beth melongo.
"Mereka iri, asing cemburu, rokok Indonesia tak ada tandingannya, dan
murah!" kata Jon lagi. "Pabrik-pabrik farmasi di luar sana tak bisa
meracik rokok senikmat rokok Indonesia yg cuma diolah pakai mesin
sederhana dan buruh kampung. Maka negara-negara berkuasa meminta PBB
lewat WHO-nya, pemimpin negara dapat 'subsidi', menteri kesehatan dapat
'jatah', ulama-ulama dibingungkan dengan dana kajian untuk rokok.
Jadilah rokok itu buruk, harga mati,"
"Tapi kan asapnya mengganggu?"
"Kendaraan juga asapnya bahaya, kan?" kata Jon.
"Kalau orang merokok di tempat umum?"
"Tampar orangnya, bukan rokoknya. Panas kan rokok itu,"
"Tapi kan bahaya buat kesehatan?"
"Lebih bahaya mana sama gula, tidur di tempat lembab, atau babi?"
"Kalau babi kan jelas, dagingnya kita tahu,"
"Ente pikir babi cuma buat bikin sate sama steak? Sikat gigi, sabun,
sampo, alat make up, penyedap rasa, coklat, roti tawar, dikira gak pakai
bagian dari tubuh babi? Kita dihancurkan dari dalam, dibodohi, dan
menganggap yg bernuansa barat itu keren, arab itu islami. Ya ampun,"
"Ya kan kita gak tahu sejauh itu, Jon?"
"Jauh apanya? Hanya mati yg menjadikan pencarian kebenaran berhenti.
Kalau kita berhenti mencari, merasa telah dekat sampai pada Tuhan, maka
itu setan,"
"Berhenti itu ketika kita telah di surga, begitu ya Jon?"
"Ya gak lah,"
"Lah kok gak?"
"Surga itu untuk orang-orang beriman yg tersesat," kata Jon.
"Jon, mbok ya jangan gendeng-gendeng banget toh," Beth terkekeh.
"Allah bilang, innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Roji'un loh, bukan
jannatun. Surga itu apa? Wong tiap manusia itu akan kembali pada Tuhan.
Surga sih apa?"
Dasar si Jon sesat.
Surga untuk orang-orang sesat
January 18, 2018
0