Ilaa nahl

Java Tivi
0


Di hadapan dunia, kita bertarung. Di hadapan Tuhan, kita memasrahkan diri._Jon Quixote_

"Mengapa hanya lebah yg diberikan 'wahyu' oleh Tuhan, guru?" tanya Jon pada gurunya.

'Wa awha robbuka ilaa nahl...' Dan wahyu Tuhanmu pada lebah...

"Yg aku tahu, itu tentang totalitas kebaikan, dan efektifitas hidup," jawab guru Jon.

"Totalitas dan efektifitas?"

"Itu yg baru aku mengerti," kata gurunya lagi. Jon belajar dari gurunya, agar jangan bicara kecuali apa yg sudah ia mengerti. "Totalitas kebaikan pada lebah. Sengatnya menyembuhkan, dari perutnya keluar madu, tak ada ranting yg patah saat dihinggapinya, hanya memakan yg baik-baik saja, pantang berhenti sebelum menghisap bahan madu, pun langsung mati ketika sengatnya terambil."



"Kalau tentang efektifitas hidup?"

"Ayat 'Wa idza faroghta fanshob', itu jelas terlihat pada lebah," terang guru Jon lagi. "Lebah, hampir seperti semut (lebah = an nahl, semut = an naml), tak pernah berhenti bekerja. Ayat itu terbukti pada lebah, 'Setelah selesai satu pekerjaan, lanjutkan pada aktivitas berguna lainnya'. Tak ada ratapan kegagalan, keluhan, bersantai terlalu lama, atau mengutuk kemalangan yg datang. Karena kemalangan itu bukan sesuatu yg jahat,"

Jon terdiam.

"Kalau kemalangan bukan sesuatu yg jahat, mengapa kita takut padanya, guru?"

"Itu mengapa Tuhan mengungkapkan cintanya pada lebah. Ia tak merasa memiliki hidup, bahkan hidupnya sendiri," jelas guru Jon. "Sedang kita merasa hidup ini milik kita, plus semua materi dan kesenangan yg kita nikmati. Karena kita merasa memiliki, kita takut kehilangannya, meski kita tahu kehilangan semua itu bukan sesuatu yg jahat,"

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)