Re-mind

Java Tivi
0

Pertempuran antara terang dan gelap adalah keniscayaan. Pada akhirnya, terang dan gelap memang selalu berada dalam perebutan hak kebenaran. Terang terlihat mengancam oleh kegelapan, sedang gelap teranggap keburukan oleh terang. Tapi tak satupun di antara mereka yg memiliki kepastian dirinya-lah yg paling benar. Karena keputusan selalu ada di tangan Tuhan, sang maha kebenaran._Jon Q_

Manusia seperti bidak-bidak kecil yg dipermainkan setan dalam kegelapan. Ia tak sanggup memastikan, jalan siapa yg sebenarnya ia lalui : Tuhan ataukah dia, setan. Tak ada jaminan bahwa jalan hidup yg ia tempuh adalah jalan Tuhan, sedang jalan kesesatan pun manusia akan menyangkal. Tapi mungkin benar, tiap manusia dalam kerugian - innal insana la fii husr. Mungkin benar tiap manusia kini dalam ketersesatan, maka doa mereka adalah keinginan agar selalu ditunjukan jalan yg benar : Ihdinash shirat al mustaqim.

Akhir-akhir ini, Jon memikirkan ulang hasil renungan-renungannya tiap malam. Ia teringat, bahwa mungkin benar di hari yg berbeda manusia tak boleh hidup dengan jiwa yg sama dengan saat di hari kemarin - masa lalu. Maka beruntunglah ia yg tiap hari berkelahi dengan masalah yg besar. Karena dari masalah yg besar, akan muncul jiwa besar yg siap menyambut masa depan.

"Mengapa aku berpikir bahwa Tuhan butuh dipedulikan?" katanya dalam hati. "Keinginan-Nya untuk menjaga hamba-hamba-Nya yg lemah, mengapa aku harus berpikir bahwa itu memang keinginan Dia? Manusia harus me-remind kesadarannya yg mungkin palsu, bahwa Tuhan ingin ini dan itu tentang kebaikan yg besar. Tapi sebaliknya, manusia harus mengabaikan-Nya, dan mulai peduli pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin untuk melakukan kebaikan besar, manusia menganggap apa yg dilakukannya adalah keinginan Tuhan? Bukankah memang hanya dengan kebaikan manusia mampu bertahan hidup? Apa urusan Tuhan tentang itu?" si Jon tersesat semakin dalam.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)