Tandzuru! (esai)

Java Tivi
0


Satu pembelaan memunculkan kelipatannya. Doa membatasi nafsu dari memasuki pikiran dan ketenangan hati. Tapi ketika dirimu dan setan satu arah tujuan, kau akan melakukan kesalahan._Jon Q_


Pertempuran Jon Quixote belum selesai. Setelah ia dimarahi gurunya karena telah menyarungkan pedang saat perang masih berlangsung, ia menasehati muridnya itu.

"Di medan itu, kau belum saat terlalu banyak melawan," kata gurunya. "Di sana, kau bisa banyak belajar. Dengar dan perhatikanlah, jangan mendahului takdir karena kau akan ketakutan sendiri oleh bayangan itu,"

"Tapi guru, aku takut ayahku tak mendapatkan haknya," sanggah Jon, pelan.

"Wa makarro makruw wa makarna makruw, ia yg melakukan tipu daya akan tertipu oleh tipu dayanya sendiri," nasehat guru Jon. "Manusia membuat tipu daya, tapi Tuhan lebih-lebih membuat tipu daya,"
"Tapi, apa itu pasti?" tanya Jon ragu.

"Ya, aku yakin itu," kata gurunya. "Kita 'hanya' butuh sabar. Kekuatan jiwa seseorang terukur dari seberapa ia tahan dalam ketertekanan,"

"Sungguh guru, aku ketakutan," kata Jon.

"Wa la taku fii dloyqim mimma yamkurun, jangan berputus asa dengan perlakuan mereka," nasehat guru Jon. "Innalloha ma'aladzinat taqqow wa aladzina hum muhsinin, Ia bersama orang yg taat dan berbuat kebaikan,"

"Berikan aku obat, guru," kata Jon. "Untuk lebih dalam menenangkan hatiku,"

"Tandzurun nafs! Perhatikan keinginanmu, jangan biarkan ia mendahului ilmu, dan bisikan yg akan Tuhan berikan!"

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)