This love...

Java Tivi
0

8 Mei 2015 pukul 23.04


Cinta ini menuntutku agar engkau bahagia. Aku telah menjaminmu, dan aku pun ingin engkau menjaga hatimu untukku. Di sini aku kan setia, tapi di sana engkau tak harus setia. Karena dengan siapapun kau bersama kelak, meski sakit aku kan turut dalam kebahagiaanmu._Jon Q Friend_ 

Itu kata-kata teman Jon pada kekasihnya, yg akan dinikahi lepas lebaran nanti. Si Jon tersenyum puas, ternyata temannya itu diam-diam mengikuti 'doktrin' (ajaran) cinta si Jon yg menyesatkan. 

"Jika cinta, maka kau ingin ia bahagia. Jadilah orang yg mudah jatuh cinta, dan mudah pula untuk melepaskannya jika ia telah memutuskan untuk tak kita miliki lagi." doktrin si Jon tentang cinta. Terdengar belagu, tapi ada kebenaran di sana yg terdengar pilu. 

"Aku bilang ke 'dia'," cerita teman Jon. "Kamu baru tingkat 2 kuliahnya. Aku di kerja di Bekasi, sedang kamu di Pekalongan. Aku cuma ingin menjaminmu, membuktikan aku menepati kata-kataku. Aku ingin kamu juga menjaminku, tapi cinta ini menuntutku agar kamu bahagia dengan siapa saja yg membuatmu merasa nyaman. Aku di sini setia, tapi kamu tak harus sama. Cinta ini membebaskanmu, tapi mengikatku pada janji yg pernah aku buat," 

Gila, sok keren benar teman Jon ini. 

"Lah, itu kan kata-kata gue???" si Jon bercanda, tak terima. 

"Yak kan, lu belum ada hati yg mau mendengar itu, haha," tawa teman Jon. "Lu terlalu puitis seh, terlihat playboy cap panu, wkwk," 

"Uasyem, playboy upil lu tuh gede, -_-," Jon merasa bahagia. Satu teman polosnya akhirnya mendapatkan apa yg diinginkan. Sabtu lalu, waktu begadang di rumah teman bersamanya, sampai jam 2 pagi membahas tentang mahar. Jon cukup paham tentang itu, makanya ia diminta 'berkicau' tentang khazanah (ahlak, kebaikan-kebaikan) seputar pernikahan. 

"Wanita paling berkah itu yg memudahkan maharnya," celoteh si Jon. "Tapi jangan dipaksa, karena mahar itu mutlak hak si perempuan. Kecuali tradisi saserahan, itu hak si pria mau memberi apa saja," 

"Jaman rasul dulu ada yg maharnya surah qur'an ya, Jon?" tanya seorang teman. 

"Ada. Tapi mereka orang-orang yg bekerja, tapi menyerahkan hidupnya untuk perjuangan Islam," kata Jon. "Sayyidina Ali saja mahar buat Fatimah az zahra baju perang dia. Karena memang itu yg memudahkannya. Rasul tahu, mana pria yg layak menjadi menantunya," 

"Eh Jon, lu paham tentang ini tapi kenapa gak nikah-nikah seh? Tunggu bidadari turun dari langit ya?" ledek teman Jon yg sudah jadi bapak muda. 

"Si Jon pilah-pilih seh. Dikira baju obral pasar malem kali," tambah teman yg sebentar lagi jadi ayah. 
Jon dan satu teman lagi yg masih jomlo tertawa satire. 

"Si Jon sih menunggu janda orang kayaknya," kata teman Jon yg jomblo. 

"Kampret kalian semua," Jon jengkol, eh, jengkel. "Gua pulang ah, pulang!" 

Tawa teman-temannya membuat ia turut bahagia malam itu.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)