4 Maret 2015 pukul 14.05
Apa yg terjadi dengan otak bagian bahasa ketika kita sakit? Mengapa pikiran seakan tak mau berhenti bicara?_Jon Q_
Efek kupu-kupu, secara sederhana mengasumsikan, bahwa satu kepakan kupu-kupu di Semarang bisa berpengaruh pada terjadinya hujan besar di Jakarta. Ini terdengar tak masuk akal, tapi ada yg lebih tak logis lagi dalam penemuan ilmu pengetahuan bidang fisika quantum - lanjutkan saja baca.
Contoh kecil, semisal Nabi Muhammad pernah bilang, "Silaturahim itu, memperpanjang umur, menambah rezeki..." ternyata dasar dari apa yg beliau katakan adalah itu : efek kupu-kupu.
Konsep 'butterfly effect' ini ada dalam teori chaos, bahwa alam semesta nampak acak/tak teratur, padahal ketidakteraturan itu berada dalam alur keteraturan (skenario) alam. Semisal, seseorang tak tahu mengapa ia tiba-tiba sial - kejatuhan kotoran burung, misal, seperti apapun 'kebetulan' itu terjadi, itu ada dalam rencana alam (kita katakan takdir Tuhan). Kotoran burung yg jatuh itu, berpengaruh pada selamatnya ia dalam kecelakaan di waktu setelah itu : misalnya.
Bahwa bersitan pikiran sekecil apapun, itu berakibat pada waktu yg akan datang. Pikiran adalah energi. Materi, tubuh manusia, juga energi. Sedang materi adalah energi yg terkurung dalam ruang waktu yg melengkung - asumsi fisika. Apa yg lebih tak logis dari efek kupu-kupu?
Adalah mengubah energi pikiran (apa yg kita pikirkan), menjadi energi materi. Misal, kita memikirkan uang di tangan, lalu, 'bimsalabim' jadilah pikiran itu materi, yaitu uang itu sendiri. Massa energi = masa materi. Adakah orang yg bisa begitu? Nabi Isa. How could it be? Menggunakan 3/4 energi bumi yg diserap pikiran. Itu mustahil?! Itu mengapa, disebut mukjizat.
Efek kupu-kupu, secara sederhana mengasumsikan, bahwa satu kepakan kupu-kupu di Semarang bisa berpengaruh pada terjadinya hujan besar di Jakarta. Ini terdengar tak masuk akal, tapi ada yg lebih tak logis lagi dalam penemuan ilmu pengetahuan bidang fisika quantum - lanjutkan saja baca.
Contoh kecil, semisal Nabi Muhammad pernah bilang, "Silaturahim itu, memperpanjang umur, menambah rezeki..." ternyata dasar dari apa yg beliau katakan adalah itu : efek kupu-kupu.
Konsep 'butterfly effect' ini ada dalam teori chaos, bahwa alam semesta nampak acak/tak teratur, padahal ketidakteraturan itu berada dalam alur keteraturan (skenario) alam. Semisal, seseorang tak tahu mengapa ia tiba-tiba sial - kejatuhan kotoran burung, misal, seperti apapun 'kebetulan' itu terjadi, itu ada dalam rencana alam (kita katakan takdir Tuhan). Kotoran burung yg jatuh itu, berpengaruh pada selamatnya ia dalam kecelakaan di waktu setelah itu : misalnya.
Bahwa bersitan pikiran sekecil apapun, itu berakibat pada waktu yg akan datang. Pikiran adalah energi. Materi, tubuh manusia, juga energi. Sedang materi adalah energi yg terkurung dalam ruang waktu yg melengkung - asumsi fisika. Apa yg lebih tak logis dari efek kupu-kupu?
Adalah mengubah energi pikiran (apa yg kita pikirkan), menjadi energi materi. Misal, kita memikirkan uang di tangan, lalu, 'bimsalabim' jadilah pikiran itu materi, yaitu uang itu sendiri. Massa energi = masa materi. Adakah orang yg bisa begitu? Nabi Isa. How could it be? Menggunakan 3/4 energi bumi yg diserap pikiran. Itu mustahil?! Itu mengapa, disebut mukjizat.