14 Februari 2015 pukul 18.37
Kedamaian adalah ketenangan yg sempurna. Sedang kebahagiaan, adalah kedamaian yg sempurna. Manusia mencapai kedamaian ketika mati, tapi mencapai kebahagiaan, ketika hasrat turut mati bahkan sebelum jasad._Jon Q_
"Berarti, manusia tak akan pernah sampai pada kebahagiaan selama hidupnya?" tanyaku sore itu.
"Entahlah," jawabnya. "Aku hanya mengira, sebatas ketenangan yg sementara datang seringkali kita sebut sebagai kebahagiaan. Bagi seekor semut, kubangan di tengah jalan nampak seperti samudera,"
Aduh, berfilsafat lagi temanku ini.
"Lalu, bagaimana agar manusia sampai pada, emm..minimal ketenangan sempurna - kedamaian, tanpa harus mati jasadnya?" tanyaku lagi.
"Em, ada 2 hal yg aku takut tak pernah bisa memahaminya," jawab Jon ragu.
"Apa tuh? Aku kira kau sudah tak takut apa-apa lagi - hehe,"
"Pertama, cinta. Kedua, Tuhan. Dua hal ini, memberikan harapan paling tinggi terhadap kedamaian. Tapi, dua hal ini juga yg menjadikan umat manusia tersesat, bahkan cinta, terkadang adalah kesesatan yg manusia tak mau untuk disembuhkan,"
"Lalu, apa yg membuatmu takut? Ketakutan itu juga yg membuatmu enggan berkomitmen lagi dengan seseorang?"
"Rasa takut tak mungkin kita hilangkan. Paling tidak, selama kita menjadi manusia." katanya lagi. "Aku bertanya darimana munculnya harapan? Kita menginginkan ketenangan, lalu muncul harapan atas apa yg kita ingin itu - kita tersesat, membuat khayalan/bayangan masa depan yg belum tentu terjadi. Tentang komitmen, itu bagiku lebih mudah daripada keharusanku menundukan rasa takut akan lepasnya tanggung jawab yg sedang ku jalankan. Orangtuanya pasti bangga mendapat laki-laki sepertiku," Jon kepedean.
"Bangga apaan? Pede benar ini orang," sanggahku ketus.
"Tapi, selalu harus ada yg menjadi prioritas, bukan?" wajahnya tanpa ekspresi. "Manusia akan mencapai ketenangan saat ia menarik semua harapan ke dalam dirinya sendiri. Menekan hingga titik terbawah apa yg diinginkan, tapi tak berada dalam jangkauannya. Tapi untuk mencapai kedamaian sempurna..."
Kedamaian adalah ketenangan yg sempurna. Sedang kebahagiaan, adalah kedamaian yg sempurna. Manusia mencapai kedamaian ketika mati, tapi mencapai kebahagiaan, ketika hasrat turut mati bahkan sebelum jasad._Jon Q_
"Berarti, manusia tak akan pernah sampai pada kebahagiaan selama hidupnya?" tanyaku sore itu.
"Entahlah," jawabnya. "Aku hanya mengira, sebatas ketenangan yg sementara datang seringkali kita sebut sebagai kebahagiaan. Bagi seekor semut, kubangan di tengah jalan nampak seperti samudera,"
Aduh, berfilsafat lagi temanku ini.
"Lalu, bagaimana agar manusia sampai pada, emm..minimal ketenangan sempurna - kedamaian, tanpa harus mati jasadnya?" tanyaku lagi.
"Em, ada 2 hal yg aku takut tak pernah bisa memahaminya," jawab Jon ragu.
"Apa tuh? Aku kira kau sudah tak takut apa-apa lagi - hehe,"
"Pertama, cinta. Kedua, Tuhan. Dua hal ini, memberikan harapan paling tinggi terhadap kedamaian. Tapi, dua hal ini juga yg menjadikan umat manusia tersesat, bahkan cinta, terkadang adalah kesesatan yg manusia tak mau untuk disembuhkan,"
"Lalu, apa yg membuatmu takut? Ketakutan itu juga yg membuatmu enggan berkomitmen lagi dengan seseorang?"
"Rasa takut tak mungkin kita hilangkan. Paling tidak, selama kita menjadi manusia." katanya lagi. "Aku bertanya darimana munculnya harapan? Kita menginginkan ketenangan, lalu muncul harapan atas apa yg kita ingin itu - kita tersesat, membuat khayalan/bayangan masa depan yg belum tentu terjadi. Tentang komitmen, itu bagiku lebih mudah daripada keharusanku menundukan rasa takut akan lepasnya tanggung jawab yg sedang ku jalankan. Orangtuanya pasti bangga mendapat laki-laki sepertiku," Jon kepedean.
"Bangga apaan? Pede benar ini orang," sanggahku ketus.
"Tapi, selalu harus ada yg menjadi prioritas, bukan?" wajahnya tanpa ekspresi. "Manusia akan mencapai ketenangan saat ia menarik semua harapan ke dalam dirinya sendiri. Menekan hingga titik terbawah apa yg diinginkan, tapi tak berada dalam jangkauannya. Tapi untuk mencapai kedamaian sempurna..."