4 Februari 2015 pukul 16.54
Saat kau merasa tak nyaman disana, coba kau buka lagi kenangan di masa itu. Ketika kesulitan terhadapi dengan berani. Saat air mata tak melemahkan jiwa kita, melainkan menguatkan menjadi semangat yg berkobar._Jon Q_
Kau ingat nyanyian saat kita TK? Tentang dimanapun kita berada, kebahagiaan mengikuti kita. Bagaimana caranya?
Kenyataannya, rasa sakit yg kita derita tak selalu jelek. Rasa sakit menarik kita ke dalam diri kita sendiri. Seakan itu ayat Tuhan yg berkata, "Mengapa fokusmu kesana (masa lalu)? Lihatlah ke depan, dan tetaplah berjalan," kenangan, orang-orang di masa sebelum ini, kenyataan hidup saat ini, bergeraklah. Lakukan apa saja yg membuatmu nyaman. Kau masih ingat saat memberi nasehat, "Bukan karena ini hari baik, aku merasa bahagia. Tapi karena aku bahagia, setiap hari yg ku lewati menjadi baik,"?
Tapi, hidup ini, seperti hari, tak selalu terang. Tak selalu cerah, seperti mata bersihmu, terkadang suram, terkadang hujan.
Anakku pernah bertanya, "Kenapa ada malam dan siang?"
Aku lalu menjawabnya bercanda, "Siang menandakan perasaanmu waktu kamu tersenyum, tertawa, bertindak nakal. Dan malam adalah tanda waktu kamu sakit, cemberut, menangis tak diberi uang,"
Kita tak bisa lari dari kegelapan. Karena apa yg diciptakan Tuhan, termasuk saat-saat ketika kau merasa kesepian, itu merupakan kesempatan. Bahwa manusia tak bisa selalu melihat ke arah lain, ke arah orang-orang yg tak di sisi kita lagi. Ke arah waktu, ketika kita masih bermanja ria bersama mereka, orang-orang yg membuat kita nyaman. Ada saatnya kita tumbuh, ada saatnya kita berbuah, dan ada saatnya kita layu dan hilang suatu saat nanti.
Saat kau merasa tak nyaman disana, coba kau buka lagi kenangan di masa itu. Ketika kesulitan terhadapi dengan berani. Saat air mata tak melemahkan jiwa kita, melainkan menguatkan menjadi semangat yg berkobar._Jon Q_
Kau ingat nyanyian saat kita TK? Tentang dimanapun kita berada, kebahagiaan mengikuti kita. Bagaimana caranya?
Kenyataannya, rasa sakit yg kita derita tak selalu jelek. Rasa sakit menarik kita ke dalam diri kita sendiri. Seakan itu ayat Tuhan yg berkata, "Mengapa fokusmu kesana (masa lalu)? Lihatlah ke depan, dan tetaplah berjalan," kenangan, orang-orang di masa sebelum ini, kenyataan hidup saat ini, bergeraklah. Lakukan apa saja yg membuatmu nyaman. Kau masih ingat saat memberi nasehat, "Bukan karena ini hari baik, aku merasa bahagia. Tapi karena aku bahagia, setiap hari yg ku lewati menjadi baik,"?
Tapi, hidup ini, seperti hari, tak selalu terang. Tak selalu cerah, seperti mata bersihmu, terkadang suram, terkadang hujan.
Anakku pernah bertanya, "Kenapa ada malam dan siang?"
Aku lalu menjawabnya bercanda, "Siang menandakan perasaanmu waktu kamu tersenyum, tertawa, bertindak nakal. Dan malam adalah tanda waktu kamu sakit, cemberut, menangis tak diberi uang,"
Kita tak bisa lari dari kegelapan. Karena apa yg diciptakan Tuhan, termasuk saat-saat ketika kau merasa kesepian, itu merupakan kesempatan. Bahwa manusia tak bisa selalu melihat ke arah lain, ke arah orang-orang yg tak di sisi kita lagi. Ke arah waktu, ketika kita masih bermanja ria bersama mereka, orang-orang yg membuat kita nyaman. Ada saatnya kita tumbuh, ada saatnya kita berbuah, dan ada saatnya kita layu dan hilang suatu saat nanti.