Doa ibu

Java Tivi
0
5 Januari 2015 pukul 19.25

Cinta menuntut kebaikan prasangka. Jika cinta, maka berbaik sangka-lah._Jon Q_

"Besok engkau akan Ku turunkan ke dunia," kata Tuhan pada seorang ruh.

"Tapi, aku akan kesepian, Tuhan," kata ruh itu.

"Akan Ku siapkan malaikat penjaga untukmu,"

"Tapi, bagaimana jika ku rindu pada-Mu?"

"Malaikat-Ku kan mengajarkan padamu agar kita dapat saling sapa selalu," kata Tuhan.

"Tapi aku takut. Aku dengar di dunia dipenuhi manusia jahat," kata ruh.

"Maka, malaikat-Ku akan melindungimu, bahkan dengan pertaruhan nyawanya,"

"Baiklah, Tuhan. Aku siap. Tapi, jika ku boleh tahu, dengan apa aku memanggil malaikat-Mu itu?" tanya ruh.

"Kau boleh memanggilnya : IBU,"

Si Jon mendongengkan itu pada keponakannya. Tindakan yg sudah sangat jarang dilakukan oleh orangtua pada anak-anaknya sebelum tidur : mendongeng.

"Mengapa kita harus berdoa, Om? Kita kan bisa berusaha?" tanya keponakannya.

"Doa itu ibarat tali, kalau kita kesusahan saat berusaha, doa itu akan tetap menjaga kita agar tak menyerah. Ibarat tali yg diikatkan, saat kita capek mendaki tebing, tali itu akan menjaga kita agar tak jatuh,"

"Itu seperti yg dibilang nenek deh?" kata keponakan Jon.

Sang paman tersenyum.

"Nabi Adam dikeluarkan dari surga karena tak sungguh-sungguh menepati janji," kata ibu Jon saat mendongeng dulu. "Berdoalah, dan teruslah berbaik sangka pada Tuhan. Jangan seperti Adam. Ia beribadah, tinggal di dalam surga (kedamaian), tapi tak sungguh-sungguh mencintai-Nya. Suatu saat kau mencintai seseorang, teruslah berbaik sangka,"

Di lain waktu, saat Jon SMA, Ibunya marah saat ia membaca qur'an.

"Itu cuma petunjuk. Kebenaran tak berada disana : qur'an!"

"Jika kebenaran tak ada di qur'an, dimana ia?" tanya Jon.

"Man arofa nafsahu, faqod arofa robbahu. Ana indadzoni abdi," jawab ibunya.

Kata-kata itu baru Jon pahami saat kuliah, setelah stress menjaga cinta yg terus gagal.

"Bego benar manusia. Kita sholat, tapi takut dosa, takut hukuman, takut bencana. Sholat itu janji cinta, tapi kita mengingkari-Nya dengan berburuk sangka,"

Ada banyak sebutan untuk Tuhan. Dan Jon termasuk orang yang senang dengan sebutan Tuhan adalah dirimu yang belum engkau kenali. Seseorang berdoa ketika ia tak memiliki harapan bahwa ia mampu mewujudkannya, lalu ia berharap pada diri - yang ia kira ada - di luar dirinya sendiri, yaitu Tuhan. Seperti seorang anak yang meminta dipetikan buah mangga. Ketika ia telah mampu memanjat dan bergelayutan, tak akan ia berharap pada orang lain untuk memetiknya. Tapi, bagaimana dengan surga?

"Itu untuk orang yang tak memiliki prasangka buruk. Untuk orang yang selalu mencintai, selalu berprasangka baik," kata Jon suatu saat.

"Ana indadzoni abdi, Aku adalah bagaimana memprasangkai diriku sendiri (abdi),"

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)