Man lam yardlo bi qodlo-i, wa lam yashbir ala bala-i, wa lam yasykur ala na'ma-i, falyakruj tahtis sama-i, fal yatakhid robba siwa-i.
Siapa yang tak rido dengan ketetapan Allah, tak sabar dengan musibah yang datang, dan tak bersyukur dengan nikmat yang Dia berikan, maka sana keluar dari bawah langit-Ku, sana pergi cari Tuhan selain Aku.
Itu, hadits qudsi. Aku pernah berpikir, sebenarnya Tuhan menciptakan kita atas dasar kehendak-Nya sendiri, atau karena kita yang meminta, hingga Dia bilang : dholuman jahula. Kita ini sangat dholim dan bodoh. Karena meminta kehidupan, yang ternyata lebih sering kita sesali daripada syukuri.
Kamu tahu, sebab utama yang menjadikan manusia tak bisa selalu berkasih sayang? Adalah ketidakridoan manusia dengan apa yang telah terjadi. Kamu ingat janji setan, ketika ia berkata pada Tuhan akan menggoda manusia dari belakang, depan, kanan, dan kiri kita? Dari belakang, manusia akan digoda agar tak mudah merelakan masa lalu. Terpenjara kesedihan dari apa yang telah terjadi. Dari depan, kita akan ditakuti dengan masa depan yang sama sekali tak dapat kita pastikan. Melihat ke belakang, kita sedih. Menatap masa depan kita takut. Bagaimana dengan kanan dan kiri?
Dia akan menggoda kita dari kanan, dengan menghalang-halangi kita dari jalan Tuhan. Kita mampu beribadah, tapi tak mau. Kita mampu mencintai, tapi tak mau. Kita mampu memberi, berkasih sayang, peduli, tersenyum, tapi kita dihalang-halangi agar tak mampu melakukan kebaikan-kebaikan itu. Dari kiri, kita akan digoda agar selalu bertengkar, tak terima kenyataan, mengeluh, menyesali, tenggelam dalam keburukan sifat dan pikiran. Seperti sepasang suami istri tadi, yang sebenarnya bisa saling cinta, saling bicara, berdialog mesra, tapi setan menggoda satu sama lain agar bertengkar, merasa paling benar, tanpa mau berbincang tenang.
Kau ingat awal namaku? Artinya? Sebagai pelayan, aku dididik agar benar-benar tak mengandalkan diri sendiri. Aku berpikir, batasnya apa, agar aku mengerti mana ikhtiarku, dan mana wilayah Sang Raja? Lalu jawaban demi jawaban muncul. Ikhtiarku itu, apakah juga bukan dalam kekuasaan-Nya? Lalu bagaimana, agar sebatas kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang ku jaga saja dapat terpenuhkan? Jawabannya : kau tak berkuasa atas mereka. Kau bisa berikhtiar, tapi keputusan ada di tangan-Ku.
Pelayan yang baik, tak mungkin menganggap dirinya berkuasa. Pelayan yang baik, tak boleh menyesali ketetapan yang telah terjadi. Pelayan yang baik, tak boleh mengingkari nikmat yang Sang Raja berikan. Agar kita tak diusir dari langit-Nya. Agar kita tak disuruh pergi mencari Tuhan selain-Nya. Jika aku bertanya, why me? Mengapa aku? Dan Tuhan berkata : Cause I love u. Apakah aku harus katakan juga : Jangan cintai aku, cintai orang lain saja. Kita sama-sama tahu rasanya tertolak cinta. Dan Dia Tuhan. Akankah kita menolak-Nya?