4 Desember 2014 pukul 18.40
Mengapa terkadang pikiran kita begitu negatif memandang dunia ini, pak?
Ada yg disebut sebagai 'otak reptil' di kepala manusia. Tugas dari otak ini, mempertahankan diri. Melindungi diri, dengan melawan ataupun lari menghindar. Di bagian otak ini, rasa takut terkirimkan dengan jumlah besar pada bagian limbik. Ketika seseorang mampu mengendalikan akan menjadikannya berpikir positif. Sebaliknya, saat rasa takut terus mengancam, tak dapat dikendalikan, akan menjadikannya berpikir negatif.
Kenyatan yg menyedihkan dari sejarah manusia adalah, manusia mudah sekali tertipu. Lebih lucunya, manusia cenderung gembira dalam ketertipuan itu. Hanya sedikit orang yg menyadari, bahwa dirinya seperti seorang anak kecil di tengah lapangan luas bernama 'dunia'. Bahwa ia tahu, begitu kecilnya ia, begitu besar sesuatu yg tak diketahuinya di dunia ini.
Yg harus manusia kendalikan terlebih dulu adalah ilusi dalam pikirannya. Khayalan-khayalan, prasangka-prasangka tentang masa depan, yg berada di luar kendalinya. Meskipun manusia cenderung tak bersyukur dengan apa yg dimilikinya saat ini, mengharapkan dunia ini selalu seperti yg diharapkan adalah ilusi. Meski ujian hidup membuat seseorang tertekan, itu menguatkan. Tak ada hari yg selalu terang. Dunia berganti siang dan malam. Barangkali itu kenyataan yg harus diterima, kesedihan datang bukan sebagai hukuman, tapi sebagai cara untuk menguatkan.
Betapa sulit hidup ini didapatkan
Hanya dirasakan oleh mereka yg paham
Tertekan rasa sakit kekecewaan yg begitu dalam
Terhantui bayangan kematian
Keterjagaan kan membuat jiwa tenang
Mengerti dengan apa yg telah dan akan datang
Menerima kenyataan dengan apa adanya
Ketulusan selalu saja tak dapat terwakili kata
Ia yg terjaga memiliki dua wajah
Satu wajah sedih untuk diri sendiri
Satu sisi lagi wajah yg selalu bahagia
Untuk setiap orang yg bersamanya
Berbahagialah ia yg terjaga di usia muda
Tak harus menunggu senja
Seseorang harus memahami segalanya
Tentang hidup tentang dunianya
Mengapa terkadang pikiran kita begitu negatif memandang dunia ini, pak?
Ada yg disebut sebagai 'otak reptil' di kepala manusia. Tugas dari otak ini, mempertahankan diri. Melindungi diri, dengan melawan ataupun lari menghindar. Di bagian otak ini, rasa takut terkirimkan dengan jumlah besar pada bagian limbik. Ketika seseorang mampu mengendalikan akan menjadikannya berpikir positif. Sebaliknya, saat rasa takut terus mengancam, tak dapat dikendalikan, akan menjadikannya berpikir negatif.
Kenyatan yg menyedihkan dari sejarah manusia adalah, manusia mudah sekali tertipu. Lebih lucunya, manusia cenderung gembira dalam ketertipuan itu. Hanya sedikit orang yg menyadari, bahwa dirinya seperti seorang anak kecil di tengah lapangan luas bernama 'dunia'. Bahwa ia tahu, begitu kecilnya ia, begitu besar sesuatu yg tak diketahuinya di dunia ini.
Yg harus manusia kendalikan terlebih dulu adalah ilusi dalam pikirannya. Khayalan-khayalan, prasangka-prasangka tentang masa depan, yg berada di luar kendalinya. Meskipun manusia cenderung tak bersyukur dengan apa yg dimilikinya saat ini, mengharapkan dunia ini selalu seperti yg diharapkan adalah ilusi. Meski ujian hidup membuat seseorang tertekan, itu menguatkan. Tak ada hari yg selalu terang. Dunia berganti siang dan malam. Barangkali itu kenyataan yg harus diterima, kesedihan datang bukan sebagai hukuman, tapi sebagai cara untuk menguatkan.
Betapa sulit hidup ini didapatkan
Hanya dirasakan oleh mereka yg paham
Tertekan rasa sakit kekecewaan yg begitu dalam
Terhantui bayangan kematian
Keterjagaan kan membuat jiwa tenang
Mengerti dengan apa yg telah dan akan datang
Menerima kenyataan dengan apa adanya
Ketulusan selalu saja tak dapat terwakili kata
Ia yg terjaga memiliki dua wajah
Satu wajah sedih untuk diri sendiri
Satu sisi lagi wajah yg selalu bahagia
Untuk setiap orang yg bersamanya
Berbahagialah ia yg terjaga di usia muda
Tak harus menunggu senja
Seseorang harus memahami segalanya
Tentang hidup tentang dunianya