Ramadhan (6)
"Dunia ini, tak sesederhana yang kita pelajari. Bahkan, mungkin lebih baik kita tak tahu yang sebenarnya terjadi. Karena kebenaran terkadang berbungkus sesuatu yang sangat menakutkan. Menghancurkan apa yang selama ini kita yakini."
Pernah membayangkan, jika tata surya kita baru tercipta 80-90rb tahun yang lalu? Kok bisa? Jika kita pakai skala 1:50.000 dari surat Al Ma'arij, 50rb tahun hitungan bumi = 1 hari/tahun dalam hitungan spektrum cahaya terbawah, maka usia bumi baru 80rb tahun yang lalu, dan matahari kita baru lahir 90rb tahun yang lalu. Apa maknanya? (Matahari tercipta ±4,5 miliar tahun yang lalu, sedangkan bumi ±4 miliar tahun yang lalu)
Kadang ada perasaan takut, saat berbincang hal-hal 'konyol' seperti ini. Khawatir, orang mendengarkan atau membaca hanya sebagai rasa simpati terhadap ketidakwarasan jiwaku. Bukan ingin sama-sama belajar, sama-sama tahu, melainkan rasa kasihan : daripada tidak ada yang mendengarkan. Konyol ya.
Aku kenalkan cicit Iblis, namanya Hammah bin Haym bin Laqis bin Iblis. Apa yang diajarkan padaku, bahwa Iblis adalah generasi banul jan, kaum jin generasi ke-2, yang paling expert. Sebelum lanjut, selama ini yang kita pahami tentang jin adalah satu jenis makhluk, yang menurut orang-orang setengah depresi mereka bisa menjelma menjadi hantu. Tentu saja itu terlalu dangkal, dan maaf, bodoh. Bahkan, identifikasi 4 wilayah jin saja yang aku buat di tulisan sebelumnya, itu juga masih terlalu dangkal dan hanya simbolis. Begini, kaum abal jan (generasi pertama jin) saja, itu mendiami semesta ini setengah usia peradaban dari mulai big bang (kita mengasumsikannya dalam fisika begitu), sampai terciptanya galaksi kita. Dan kaum banul jan, yang menggantikan kaum abal jan, itu hidup setelah itu sampai masa munculnya generasi paling ekspert, yaitu Iblis. Salah satu (sekali lagi, salah satu) jenis jin yang memiliki pemahaman melampaui penjelasan waktu di semesta ke-3 (di tulisan sebelumnya), sampai ia sejajar dengan para malaikat sekalipun spektrum cahaya mereka sama sekali berbeda dan tak sederajat (sebenarnya). Iblis (nanti Insyaallah akan kita bahas di tulisan seri ke-5 / terakhir dari apa yang dibawa corona), bukan hanya keimanan setingkat ma'rifat atau mengenal Allah saja, tetapi juga keilmuan yang nyaris mencapai pemahaman Adam ketika diajarkan Allah tentang hakikat segala sesuatu : wa 'alama adamal asma-a kullaha. Ketinggian iman dan ilmu itu, yang menjadikan ia (konon) memimpin para malaikat tahlukah membasmi jenis-jenis kaum jin di semua galaksi/dimensi. Jangan anggap ini serius ya, ini fiksi.
Cicit iblis ini, Hammah, menggoda Qabil untuk membunuh Habil. Lalu ia bertaubat di hadapan Nabi Nuh (ini yang menjadikan ada riwayat bahwa jin juga ikut kapalnya Nabi Nuh), bertemu nabi-nabi lain seperti Ibrahim, Luth, Yahya, bahkan Nabi Isa yang beliau titip salam untuk rasulullah Muhammad sholallohu alaihi wa salam.
Kita tak tahu, Hammah itu masih hidup atau sudah wafat, dan mungkin juga tak terlalu penting. Tapi yang pasti, bumi dan peradaban yang sedang berlangsung saat ini dengan ukuran waktu newtonian, adalah peradaban bontot, zaman akhir, dan sebentar lagi ditutup. Kita, manusia, jika melihat kenyataan sejarah yang sangat panjang ini, dan kenyataan akhirat yang pasti membuat kita kaget sekaget-kagetnya, adalah makhluk yang sama sekali tak berarti. Sebab, jika bukan karena ibadah dan ketundukan kita pada-Nya, tak lebih bermakna daripada debu, dan kita ini lebih baik menjadi tanah saja jika mengerti apa yang benar-benar terjadi : yaa laytani kuntu turooba.
Minggu, 18 April 2021 Kota Bandung