Ramadlan (16)
"Tertawalah bersama orang yang mengejek menertawakanmu. In taskhoru minna fa inna naskhoru minkum kama taskhoruun. Ini jurusnya Nabi Nuh, mengejek dan menertawakan juga ada sanadnya,"
Mudah jatuh cinta, dan mudah juga melepaskannya.
Jurus ini Jon pelajari sejak SMA kelas 3, setelah pacarnya dijodohkan oleh orangtunya di Kota Bandung sana. Kasian benar. Memasuki kuliah, dia jadi mulai ’kenthir' tiap ada perempuan yang tertarik padanya. Tiap ada perempuan yang mengungkapkan cinta, dia terima. Dan tiap perempuan itu merasa bosan, merasa tak puas memiliki si Jon - dan akhirnya minta putus, maka dia juga dengan mudah melepaskannya. Berkali-kali. Ternyata, yang anak-anak muda anggap cinta adalah pelampiasan perbudakan manusia. Ilusi berkuasa, menganggap orang yang dicintainya itu harus menuruti, mengikuti, tunduk pada kekasihnya. Seakan cinta adalah kesepakatan-kesepakatan kenikmatan duniawi antara lelaki dan perempuan. Cinta yang begitu mana mau si Jon itu. Begitu juga saat melepaskannya, dengan dalih : bagaimana mungkin kita mengikat seseorang yang tersiksa dengan kita? Sekalipun atas nama cinta. Jika cinta, maka mengharapkan kebahagiaan yang dicinta. Rasa cinta macam apa yang justru merasa sedih melihat seseorang yang disayangi bahagia?
Jatuh cinta tanpa keinginan, mencintai tanpa kecemasan
Jurus kedua ini kelanjutan yang pertama. Tidak ada lagi perasaan bergejolak di dalam dada. Tidak dikendalikan pikiran yang 'mobat-mabit' memikirkan yang dicinta. Tidak merasa sedih berlarut-larut saat ditinggalkannya, juga tidak terlalu berlebihan saat si cinta setia padanya. Karena bagi si Jon, cinta itu berjodoh dengan kerelaan. Jika cinta, maka harus saling merelakan diri untuk saling menerima. Selama salah satu pihak tidak ada yang meminta putus. Jika putus, maka berbahagialah selama seseorang yang ingin kita tinggalkan itu merasa bahagia. Dasar cintanya adalah ketaatan pada Tuhan, bukan keinginan melampiaskan kepuasan hasrat dan pikiran. Karena dengan jurus ini, seseorang tak akan dikendalikan oleh hasrat dan pikirannya lagi. Ucapan-ucapan Tuhan yang segaris dengan kasih dan sayang lebih utama ia dengarkan.
Tertawalah bersama orang yang menertawakan kelemahan dirimu.
Jurus ketiga ini sanadnya dari Nabi Nuh. Jurus yang orang semakin yakin kalau si Jon itu memang 'kenthir'. Dia selalu ikut tertawa saat ada orang yang mengejeknya, baik itu candaan meramaikan suasana, atau dari orang-orang yang dalam hati membencinya. Dalam hati si Jon sendiri tak berbekas apa-apa, karena hatinya, sudah ia didik agar jangan ada yang lama-lama berdiam disana selain cinta, rahmat Allah. Menurut si Jon, orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit kebencian, dendam, hasud, dsb, itu harus hati-hati mengobatinya. Ibarat berburu, harus menembak kulit tapi yang kena adalah sisi dalamnya. Kulitnya jangan sampai kena tembakan, karena yang harus diselamatkan bukan hanya manusianya, tetapi juga 'makhluk' lain yang menghuni hati itu. Selalu menjadi bagian dari cinta yang rasulullah bawa. Selalu menjadi tujuan, bahwa misi dakwah, lahir dan batin, adalah tugasnya.
Tegal, Selasa, 27 April 2021