"Sakit itu normal. Orang sakit secara mendasar karena dua (2) hal : keinginan yang telah menguasai jiwa, atau jiwa yang terluka, baik dari keinginan dalam diri atau faktor eksternal,"
Salah satu pasiennya adalah Jonathan. Didiagnosis para dokter rumah sakit katanya sakit jiwa alias gila alias kenthir. Usianya 25th, tapi bisa diajak mengobrol, bisa mainan hp, nonton youtube, juga bisa merebus mie campur telur secara baik dan benar. Apanya yang aneh?
Siang itu, Jon kedatangan temannya. Mereka mengobrol tanpa kopi di depan rumah. Seperti membahas hal rumit, mereka berbincang berbisik-bisik.
"Katanya ente sakit?" Tanya teman Jon.
"Iya nih, kena flu, sama badan kadang panas kadang adem tiba-tiba," jawab Jon.
"Nggak curiga lagi, ada yang nakal?"
"Lah, ada yang nakal atau nggak, memangnya siapa yang memutuskan sakit itu datang?"
Mereka tertawa. Selera humor dua orang ini memang mistik.
"Sebagai manusia, kita juga harus belajar sedih, Jon,"
"Lah, memangnya raut wajahku ini gimana?" Tanya Jon.
Hehehe
"Maksudku, seringkali kita harus menampakan kesedihan pada mereka yang bahagia melihat kita sedih,"
Jon mendengarkan.
"Karena keburukan sikap, termasuk kesedihan yang berlarut-larut itu membawa penyakit, atau bahkan kematian," kata teman Jon. "Orang akan heran melihatmu yang hidupnya menyedihkan, tapi kerja tak kenal waktu, tak hirau uang, jabatan, bahkan pelayanan istri,"
"Kasian ya manusia," Jon menggumam.
"Ente masih konseling sama Jonathan?"
"Masih. Kenapa?"
"Aku jadi ingat pertanyaan dilematis yang kau buat : jika saudaramu mandi comberan dan ia bahagia dengan itu. Apa yang akan kau lakukan, menyemangati atau melarang? Sedangkan jika kita melarang, maka kita menghalangi kebahagiaannya,"
Jon tersenyum mendengarkan.
"Apa yang harus kita lakukan, mengingatkan tapi belum tentu diterima, atau mengacuhkan sedang kita adalah saudaranya?"
"Ente lagi bahas pasienku apa lagi bahas manusia secara simbolis sih?" Tanya Jon.
Mereka tertawa lagi.
Apa yang disebut sakit? Tak bisa berdiri kah? Atau tak bisa berpikir adil? Apa yang disebut buruk? Sedangkan baik buruk seringkali bukan manusia yang membuat ukurannya? Apa alasan secara mendasar manusia sakit? Dan apa ukuran kenormalan seseorang?
Tegal, Senin, 26 April 2021