"Gini-gini aku adalah makhluk yang pernah Engkau ciptakan, wahai Allah. Jangan acuhkan aku, meski aku sering melupakan-Mu,"_Doa Jon Quixote_
Tujuh hari wafat bapaknya si Jon, ia semakin 'melihat' betapa mudahnya keluarga, saudara-saudarinya terhasud. Bukan tanpa sebab, tapi si Jon kemarin, sekitar hari kedua wafatnya sang bapak, dia mendapat penjelasan. Bahwa setan-setan juga bisa 'lahir' dari keburukan sifat manusia. Dan setan-setan terkuat lahir dari amalan-amalan ibadah yang dilandasi nafsu, khususnya keburukan sifat itu. Jon kini mengerti, selain kemungkinan nasab dia (dari cerita sepupu, dari bapak dan guru-gurunya), juga mengapa selama rentang tahun 2013-2018 dia sakit-sakitan. Ia juga diberi tahu siapa yang begitu serius membacakan 'mantra' (hizb, dzikir) yang diarahkan padanya.
Setiap penyakit, bukan hanya melebur dosa dan mengangkat derajat seseorang, tetapi juga mencari 'pola', jalan baru, agar tubuh dan jiwa bisa tetap seimbang. Jika wirid-wirid yang lahir dari kebencian saja melahirkan setan-setan, maka wirid yang lahir dari keikhlasan, kesucian hati melahirkan cahaya, para malaikat penjaga. Tentu saja Jon tak tahu menahu tentang itu (bahkan sangat mungkin ia tak peduli), ia hanya ingin selalu berdzikir, bersholawat, dan berdoa yang baik-baik tanpa mementingkan keinginan diri, apalagi merusak sesuatu.
Ia mengerti, keluarganya, juga orang-orang pada umumnya, memang mudah terhasud suara halus yang menyerupai dirinya sendiri di dalam diri mereka masing-masing. Karena memang sudah tugas setan, selain mengalir dalam darah kita, mereka random saja dalam bertugas, merusak atau menghancurkan apa saja.
Ketika ditanya, "Mengapa kalian melakukan itu (hasud, adu domba, fitnah, prasangka buruk)?"
"Karena itulah tugasku," jawab setan.
"Kini aku telah melihatmu, dan kalian para kabilah pengikutmu. Apa yang akan kalian lakukan?"
"Mari, kita adu kekuatan," jawab setan.
"Keimananku dengan kekuatan kalian menggodaku?" Tanya Jon.
"Ya. Aku akan terus mencari celah, titik lemah dimana kau bisa ku tundukan," jawab setan lagi.
Saat si Jon berdoa pada Tuhannya, "Allah, bagaimana jika aku tersesat, jika aku ternyata tak bisa menutup usia ini dengan tetap di jalan-Mu?"
"Adakah jalan selain jalan-Ku, Jon?" Jawab Allah. "Kekuatan siapa memangnya yang setan miliki? Apakah mereka berkata kekuatan itu milik mereka sendiri? Tersesat atau dalam jalan kebenaran, kau akan kembali pada-Ku,"
Ia mengerti, selama ini sakit yang ia derita adalah rahmat Allah untuk mencari jalan melawan para pengganggu. Mereka mencari celah, dalam tubuh dengan makanan minuman yang haram/syubhat. Bagian-bagian tubuh terlemah akibat ketidakseimbangan menjaga tubuh, organ-organ yang disana pernah mengalir banyak hormon, zat, enzim, yang buruk, yang lahir dari pikiran-pikiran buruk. Juga menggoda pikiran agar tak tenang, membahas hal-hal yang memicu emosi, hal-hal remeh, sampah, atau salah respon dari keburukan sikap orang lain. Dari ini, ia harus semakin kuat 'ikatan tali'-nya kepada Allah, kepada rasulullah. Bukan untuk meminta apa-apa, melainkan kemesraan, ketundukan total. Karena jika ia juga banyak meminta, apa bedanya dengan orang yang membacakan wirid padanya?
Doa si Jon tiap sholat, "Allah, aku tak takut miskin, meski aku berharap Engkau memberiku kecukupan. Aku tak takut neraka, aku tak takut dihina, direndahkan orang, tak punya jabatan, terasingkan. Tapi aku sangat takut jika Engkau lupa, aku adalah makhluk yang pernah Engkau ciptakan. Jangan acuhkan aku, meski aku sering melupakan-Mu, Allah...."
Minggu, 18 Juli 2021