Buroq

Java Tivi
0

 (Sambungan) Penghuni di tiap lapisan cahaya {2} (H-7)




Rasulullah pernah didatangi Malaikat Jibril saat bersama para sahabat, yang berwujud lelaki tampan. Hadits ini menjadi dasar riset tentang penghuni di tiap lapisan cahaya. Hadits tentang 'iman, Islam, ihsan' ini kita lewat dulu sejenak. Karena pembahasan akan fokus pada perbedaan konsepsi waktu menurut Newton, Einstein, dan si Jon. Konsep waktu mutlak untuk materi padat, konsep waktu relatif untuk partikel halus (energi), dan konsepsi waktu keserentakan mutlak (kesadaran).


Kita mulai dari konsepsi waktu menurut Newton. Jika kita hidup di tahun ini, maka tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang tak dapat kita kunjungi. Itu adalah satuan waktu yang mutlak tak bisa diubah. Dulu, konsepsi waktu kita memang seperti ini. Tapi, jika kita mengamati waktu dengan konsepsi Einstein, kemutlakan materi menjadi relatif. Konstruksi pemahaman tentang waktu akan kacau, atau mungkin agak membuat kita stress. Karena nyatanya, hanya dengan konsepsi waktu Einstein saja, kita akan paham betapa dahsyatnya semesta yang Tuhan ciptakan. Kita lanjut.


Konsepsi waktu Einstein, itu mengandaikan bahwa masa lalu dan masa depan adalah satu kesatuan yang bercabang. Maksudnya, kita bisa saja bukan hanya ada satu di semesta ini. Jika mesin waktu ditemukan, mungkin setelah matahari buatan China diadopsi semua negara-negara maju : mesin waktu butuh listrik super besar. Maka konstruksi pemahaman tentang waktu yang selama ini dipahami manusia akan berubah. Kita bisa ke masa lalu dan masa depan, namun tak bisa mengubah jalur waktu hidup kita yang ini. Misal si A, ke masa lalu agar menikah dengan wanita X, karena di jalur waktu hidup yang saat ini, ia menikah dengan wanita Y. Dia mungkin bisa mengubah takdir itu, dia menikah dengan wanita X, tapi ketika dia kembali ke jalur waktu hidupnya yang sekarang, ia akan tetap dengan wanita Y. Begitu seterusnya, bahkan sekalipun ia pergi ke masa depan. Maka kita akan paham, ternyata kita bukan hanya 1, melainkan bisa jadi nyaris tak terhingga jika memasuki dimensi ruang dan waktu konsepsi Einstein.


Nah, sekarang kita masuk konsepsi waktu rumusan si Jon kenthir (gila). Jika mesin waktu Einstein hanya bisa ke masa lalu dan masa depan semesta materi, maka mesin waktu yang Jon duga (dari Rasulullah) dapat digunakan, mampu mengelilingi semesta seperti saat Rasulullah isra' mi'raj. Dalam surat Al Isro, dikatakan beliau diperlihatkan sebagian kekuasaan-Nya. 'Mesin waktu' yang beliau naiki bernama 'Buroq'. Aku tak tahu (nanti kita tanya ahli bahasa Arab), kata 'buroq' itu pakai 'qof' apa 'kaf'. Karena satu akar kata yang sama dengan 'Roqib', yang kita kenal sebagai malaikat pengawas setiap manusia. Kembali ke konsepsi waktu keserentakan semesta. Bahwa ruh-ruh bayi yang belum lahir, manusia saat ini, jiwa-jiwa manusia di alam barzakh, Yaumil hisab, Padang Mahsyar, kiamat, bahkan surga dan neraka, itu sedang berjalan bersamaan. Takdir yang Tuhan tuliskan, dari awal penciptaan sampai kiamat dan bahkan masuk surga atau neraka, itu sudah selesai dalam konsepsi waktu si Jon kenthir ini. Bagaimana mungkin, manusia masih hidup di bumi, tapi di akhirat sudah masuk di surga/neraka? Ini terjawab dari perkataan Rasulullah (hadits).


"Jika kau ingin melihat penghuni surga, lihatlah orang itu,"


"Orang-orang kafir yang memerangi nabi, adalah penghuni neraka,"


Dan sebagainya.


Ke surga atau neraka, itu bagaimana manusia saat ini, sedangkan disana, bisa keluar masuk surga dan neraka, juga naik atau turun derajat surganya, selama 'pancernya', yaitu kita yang saat ini, masih menjalani takdir di dunia. Jadi surga dan neraka itu tidak kekal? Makna kekal, setidaknya dalam dua definisi. Pertama, waktu yang berjalan begitu panjang. Karena skala dunia materi dengan semesta wujud zat cahaya paling kecil 1:1000, paling besar yang bisa dicapai manusia biasa adalah 1:50.000. Satu hari disana, sama dengan 1000 tahun di semesta materi. Definisi kedua, kekekalan surga dan neraka berbeda dengan kekekalan Allah. Kekekalan yang dijadikan Allah, bukan kekekalan dari dirinya sendiri.


Lalu, bagaimana kita menaiki Buroq?


Rasulullah bilang, "Para nabi dan rasul tidak mewariskan apapun, yang mereka tinggalkan semua adalah sedekah,"


Akan lancang jika umat Rasulullah, menaiki Buroq tanpa izin beliau.


Jumat malam, 3 September 2021

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)