Rahib dan budha bukanlah tradisi kita. Hanya Muhammad Rasululloh, satu-satunya manusia yg pantas menjadi idola. Terikatlah wahai kau pemuda! Ikatlah hatimu dengannya dari aqidah yg sah. Tenanglah kau seperti langit. Hujan tidak berarti tangisan. Mendung tidak pasti akan turun hujan. Terlalu banyak perempuan-perempuan bagaikan Bank-Bank yg sombong. Dan begitu banyak laki-laki bagaikan nasabah yg tolol, membuang uang di tempat-tempat maksiat, pencari kehangatan sesaat. Bak kerbau-kerbau dungu yg tersesat.
Tidak semua wanita seperti Asiyah, yg melayani Fir'aun sang generasi 19, dengan tulus dan ikhlas. Tidak akan ada lagi wanita yg terlahir menjadi Maryam. Karena sekarang, adalah jaman Maryam-Maryam palsu, memiliki anak dengan ayah yg tak hanya satu. Tidak diciptakan bumi jika manusia tak pernah ada. Tidak dibangunkan Bank penuh riba, tanpa nasabah para penggenggam dunia. Apa yg terjadi pada bumi jika tak ada manusia? Dan untuk apa didirikan Bank-Bank para kapitalis tanpa adanya nasabah? Kau adalah Bank yg sombong, dan aku adalah nasabah yg tolol. Apakah kau manusia besar? Atau anak-anakmu kelak? Apakah Abdullah setenar Muhammad, anaknya? Apakah sekuat Nuh, Kan'an putra tiri sang nabi? Hanya Ismail, Sulaiman dan putra terbaik Sang Lukman Hakim, yg meneruskan perjuangan ayahnya.
Persoalan penyatuan jiwa bukanlah tentang keinginan, melainkan kesiapan. Bukan kesiapan kita, manusia yg tak punya kehendak apa-apa. Tapi kesiapanNya, atas kehendak memberikan seorang kekasih sejati sebagai teman perjalanan ke surga.
11 Juli 2013