Penghuni di tiap lapisan cahaya {2} (H-8)

Java Tivi
0

 

Ketergenangan dalam masalah-masalah pelik adalah cara setan menghancurkan keteguhan mental seorang yang beriman"


Malam Kamis kemarin tak bisa tidur. Tiap gelombang otak memasuki theta, ada yang bicara sendiri di dalam diri di luar kontrol pikiran. Saat manusia menjelang tidur, otak manusia memancarkan setidaknya empat jenis gelombang. Beta, adalah gelombang otak yang belum tenang. Alpha adalah gelombang otak yang tenang, biasanya saat kita takbiratul ikram dalam sholat, itu juga kondisi alpha. Theta, adalah gelombang otak manusia yang sedang bermimpi. Dan delta, tidur tanpa mimpi.


Aku jadi ingat dengan hadits nabi, bahwa qorin beliau sudah diislamkan dan hanya membisikan kebaikan padanya. Dulu pernah merumuskan tentang kembaran Manusia dari dimensi yang berbeda. Tentang mimpi, perjalanan jiwa, dan bagaimana cara melihat kehidupan qorin, termasuk pernikahan dengan syariat nabi untuk mereka. Kita, semua manusia, juga diciptakan oleh Allah kembaran kita di spektrum cahaya yang berbeda.


Riset semalam, sangat mungkin itulah qorin. Darimana sumber kekuatan dia selama menggoda manusia? Asumsi sementara, mereka mendapat kekuatan dari nafsu dan kelekatan manusia pada makhluk. Makin kuat ini, makin kuat godaannya. Ia juga-lah yang membisikan kecemasan, menggambarkan bayangan ketakutan, dan keburukan pikiran lainnya. Sebaliknya, jika manusia cenderung baik, maka bisikan-bisikan yang diucapkannya adalah saran-saran kebaikan.


Beberapa bulan ini, aku meriset wujud zat kelima, yaitu cahaya. Bahwa semesta ini terbagi sesuai spektrum cahaya (ini pakai bahasa manusia). Ada penghuni, penduduk, manusia, di tiap lapisan-lapisan itu. Tentang Qur'an yang menjelaskan 1 hari ukuran sana = 1000 tahun ukuran waktu kita. Bahkan di ayat lain, 50.000 tahun. Bahwa tubuh jasad di tiap lapisan cahaya juga terbuat dari spektrum cahaya langit mereka. Seperti bumi.


Penghuni spektrum bawah tak bisa ke atas, sedangkan penghuni lapisan cahaya yang lebih tinggi mampu ke spektrum yang mana saja. Kita tak bisa memastikan, yang dimaksud spektrum cahaya langit itu apakah alam barzakh, alam hisab, nasut, lahut, malakut, atau apa saja. Yang pasti, hitungan waktunya sudah melampaui konsep waktu menurut Newton dan Einstein.


Bersambung (ngantuk berat)


Kamis malam, 2 September 2020

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)