Perjalanan dalam diri lebih jauh ke lubuk. Perjalanan ke wilayah yang nafsu dan hawa tak mampu melihat dirinya sendiri. Kedalaman diri yang setan-setan tak mampu bernafas saat memasukinya. Meninggalkan mesin usang bernama pikiran. Apakah ini bersamaan dengan pikiran-nya? Aku berjalan dengan kesadaran penuh, sedangkan ia berjalan keluar dari kesadarannya sendiri? Jika begitu, maka ini akan menjadi akhir dari permainan yang ia buat sendiri.
Aku rasa sudah cukup, kita membuat-buat asumsi sendiri, opini, kesimpulan-kesimpulan yang nampaknya tepat, sedangkan itu adalah 'kaburot kalamatan takhruju min afwahihim'. Itu semua ucapan-ucapan kosong yang keluar dari mesin usang bernama pikiran. Seperti kentut. Tapi, tanpa itu manusia akan sakit. Cara agar tak mengeluarkan itu, adalah dengan tak mengisi lagi mesin usang tersebut dengan hal-hal sampah, haram, remeh. Isi-lah dengan ayat-ayat-Nya, kisah Rasul dan para pewarisnya, hikmah dan lain semacamnya.Sekilas aku merasa surga tak berarti lagi untuk mereka yang sudah mendamaikan nafsunya. Apa enaknya masuk surga? Untuk apa semua kenikmatan itu jika manusia tak begitu bernafsu? Maka benar kata nabi, bahwa Allah tak peduli dengan sebagian besar orang yang masuk surga dan neraka. Sial benar. Kita seperti hewan-hewan peliharaan yang cukup dikasih makan, tapi tak diperbolehkan memasuki rumah tuannya. Pikiran adalah teman nafsu. Jika manusia sudah tak berpikir untuk dirinya sendiri, maka apa enaknya segala kelezatan yang ada di surga?
Allah memanggil mereka yang berjiwa tenang. Jiwa-jiwa yang sudah mendamaikan hawa nafsunya. Jiwa-jiwa yang pikiran melayani diri sendiri telah ditidurkan. Jika nafsu didamaikan, ibarat api yang redup, pikiran ditidurkan, kelezatan seperti apa yang bisa dirasakan? Surga adalah kelezatan untuk mereka yang tak pernah memandang Wajah-Nya bahkan saat masih di dunia. Surga bahkan untuk mereka, yang ketika Allah mendatangi mereka di surga, mereka bertanya, "Anda siapa?". Sedangkan bagi sebagian kecil hamba-Nya yang tak puas dengan surga, mereka ditanya oleh Allah :
"Siapa di antara kalian yang ingin kembali ke dunia?" tanya Allah.
"Kami," para petarung, syuhada, mengangkat tangan.
"Apakah kalian tak puas dengan kenikmatan ini?" tanya Allah lagi.
"Tuhanku, apa yang lebih memuaskan kami, dari berjuang melayani-Mu habis-habisan di dunia?"
Selasa, 22 Maret 2022