"Yang bisa salah jatuh cinta itu hanya manusia. Tuhan tak mungkin salah jatuh cinta. Maka ratapilah nasibmu para pecinta dunia. Tuhan mencintaimu, tapi hatimu tak menerima-Nya,"_Gurunya si Jon_
Seperti biasa, si Jon bangun kesiangan. Sholat subuh jam 9 siang. Meski ia tahu, dalam risetnya tentang 'orang-orang yang subuhnya kesiangan', hanya orang-orang yang tenggelam dalam kesedihan yang membiasakan itu : ia tak berdaya. Sebenarnya, manusia harus bahagia justru dengan 'fadlol dan rahmat' Allah. "Qul bi fadlillah wa bi rohmatihi fa bi dzalika fal yafrohu". Dan rahmat terbesar saat kita baru hidup kembali (bangun tidur) adalah sholat subuh. Maka siapa yang tidak mengambil rahmat dan fadlol allah itu (subuh), sudah dipastikan dia dalam kesedihan. Karena saat sedih, akal kita tak jelas memandang. Mental kita lemah berdiri (apalagi berlari). Jiwa kita ragu memulai lagi. Pada awalnya, ayat 'Wa ma inda awliya allah la khoufun alaihim wa lahum yahzanun', itu tentang terjaganya para kekasih Allah dari kebingungan. Karena yang ditarget oleh kesedihan dan rasa takut adalah akal yang timpang, kacau, bimbang. Manusia secara biologis tak bisa bebas dari kesedihan dan rasa takut. Itu ada di otak reptil manusia. Lalu, ayat itu naik, ke pemahaman tentang kesucian. Ada zat bahaya dalam darah yang muncul dari kesedihan dan rasa takut. Saat zat ini menyebar ke seluruh tubuh, maka jasad seluruhnya akan kacau. Tak bisa menjalani rutinitas seperti biasanya. Maka, para kekasih Allah akan dijaga dari kesedihan dan rasa takut, agar zat itu tak muncul secara berlebihan. Dengan apa? Alaa bi dzikrillahi tathma'inul qulb. Ketenangan jiwa, keseimbangan otak kecil dan otak besar (semesta), kedamaian konstan.
Maka bersabarlah, siapa saja yang sedang terjebak dalam masalah yang tidak boleh buru-buru diselesaikan. Innallaha ma'a shobirin. Saat seorang hamba sedang bersama-Nya, maka berhentilah sok keras berpikir. Urusanmu sudah menjadi urusan-Nya. Jika allah mencintai seorang hamba, Dia akan menjadi penglihatannya, pendengarannya, kaki dan tangannya. Anni inda dzonni abdi. Karena, yang bisa salah jatuh cinta hanya manusia. Allah tak mungkin salah jatuh cinta. Bukan siapa anda, tapi ini tentang seberapa banyak luka yang kau mampu terima demi Dia. Dari luka-luka itu sang kekasih dapat dikenali-Nya.
Senin, 6 Juni 2022