Jika saudaramu menjatuhkan mu di tengah-tengah komunal, publik, dan kamu punya kapasitas, ilmu, untuk menjatuhkan dia, apakah kamu akan melakukannya? Itu adalah _ahwal_ bahwa kamu harus naik _maqom_, derajat. Terimalah anggapan gila, aneh, kentir, oleh komunal ataupun oleh saudaramu sendiri. Jadilah _Ghuroba_. Susah? Ini saya kasih 'kacamata', mau? Pakai kacamata itu :
Jangan lihat yang memusuhimu itu saudaramu. Lihat (dengan kacamata itu) setan-setan di belakangnya. Dan mereka (setan-setan) tak tahu sedang memilih salah satu takdir Allah yang paling buruk. Setelah kau melihat itu, pura-pura-lah sedih, kalah, bingung, blunder. Sedang sebenarnya, kau sedang _ngopi_ di sisi-Nya sambil menonton dari atas _bidak-bidak catur_ yang sombong.
Al-Anbiya' ayat 19
وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ
Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih.