*Ngopi sambil nunggu buka puasa*
'Abasa ayat 24
فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ
_Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya._
Ayat itu secara dhohir memang menuntun kita untuk meneliti dari mana asal makanan makhluk hidup. Bumi yang dulunya tandus, gersang, bebatuan, lalu menjadi hijau dengan ditumbuhi banyak pohon dan tanaman. Pertanyaan yang biasanya anak-anak kita tanyakan adalah : Kalau bumi tandus dan tidak ada tumbuhan, terus dari mana benih-benih pohon dan tanaman itu?
Dalam hujan, riset membuktikan kalau air langit itu membawa 'kehidupan'. Bukan hanya kesegaran, tetapi juga benih-benih tumbuhan, dan juga DNA makhluk hidup lainnya. Ibarat air mani (spermatozoa) yang bertemu ovum lalu membentuk zigot (al alaq, sesuatu yang menempel / bergelantungan). Langit ibarat 'ayah' makhluk-makhluk hidup di bumi, sedangkan bumi sendiri adalah 'ibu'. Mirip bahasa arab tanpa 'ba' ( بوم ) lalu jadilah 'ummi', ibu. Dan anak-anak langit bumi adalah segala sesuatu yang tercipta di atas muka bumi. Maka benar kata nabi, bahwa pohon kurma adalah bibi dari Nabi Adam. Bahwa manusia dengan alam adalah bersaudara. Dari tanah yang menjadi dasar penciptaan Adam, pohon kurma tumbuh. Demikian kata hadits.
Ayah langit yang mendatangkan bahan-bahannya, lalu ibu bumi yang memasaknya. Ayah yang bekerja, lalu ibu yang mengelola hasil kerjanya. Bahkan, langit dan bumi bisa menjadi teladan bagaimana agar sebuah keluarga tetap seimbang. Semua yang tumbuh di bumi dijadikan indah, baik, seimbang. Lalu manusia, yang merasa menjadi anak paling pintar, merusak, mengacaukan keseimbangan, berdalih untuk keseimbangan yang lebih besar ia menjadi jahat. Di sisi lain, bahkan hanya karena satu atau dua pembuluh darah pecah, manusia yang katanya hebat tadi tiba-tiba menjadi hina. Tak perlu jatuh meteor atau bumi bersentuhan dengan komet, hanya kena virus saja manusia ketakutan seakan tak pernah berbuat jahat dan tak layak mendapat ujian itu.
Ya Sin ayat 29
اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَ
Tidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati.
Maka, perhatikanlah apa yang kita makan. Ayah ibu langit bumi menumbuhkan makanan yang baik-baik, tapi mengapa sebagian manusia menjadi begitu jahat? Rezeki Allah yang mana yang tidak membuat manusia nyaman? Lalu alasan apa yang menjadikannya senang merusak diri dan ayah ibu (langit bumi) sendiri?
Bersyukurlah manusia-manusia yang selalu bersabar, bersyukur, sekalipun hidup memaksanya untuk menyerah. Bersyukurlah kita, sebab sebagian besar kita adalah raja.
"Berikanlah sesuatu padaku," kata seorang sahabat Muhajirin.
"Apakah kau tak punya rumah?" tanya sahabat anshor.
"Ya, aku punya," kata sahabat Muhajirin.
"Apakah kau punya istri?" tanya sahabat Anshor lagi.
"Ya, aku punya," kata sahabat Muhajirin.
"Maka kau termasuk kaya," kata sahabat Anshor.
"Tapi aku punya pembantu (yang harus dibayar)," kata sahabat Muhajirin.
"Wah, kalau begitu kamu termasuk raja,"
(Al Hadits)
_ذهب ظمء وبتلتل ءرق وثبتل اجر ءنشا الله_
Selamat berbuka puasa
1 Ramadan , 23 Maret 2023 Kamis