Menjewer Qorin

Java Tivi
0

 Esai Ramadan 10








"Wa Ishbir Alaa ma yaquluun. Wa Ihjurhum hajron jamiila,"_Qur'an_


Tiap-tiap dzikir dan doa itu mengundang setan-setan. Mereka, para setan, bertugas mencari celah dari dzikir dan doa yang tak murni. Apalagi jika doa / dzikir itu untuk kepentingan diri sendiri, egoisme pribadi, atau bahkan menyerang orang lain. Tiap dzikir yang dilantunkan dalam dendam dan keburukan sifat, ia melahirkan potensi-potensi keburukan di dalam jiwa.


Tanda seseorang diterima ibadahnya adalah terjaganya hati dari bersitan keburukan, pikiran, lisan, dan tindakan yang merusak, menyakiti. Jika ibadah seseorang justru menjaganya dalam perbuatan buruk, maka bukan ibadahnya yang salah, tapi niat dan ilmunya yang belum sampai (wushul) pada Tuhan. Karena, aqimish Sholah tanha anil fahsya-i Wal Munkar. Jika kekejaman dan kemungkaran masih berkuasa dalam pikiran dan hatinya, maka ibadahnya belum 'sampai'. 


Jadi bersabarlah. Jadilah sabar, tabah, tetap berjalan, meski kita dirusuhi dengan perkataan-perkataan yang menjatuhkan. Bukan dari orang lain, tapi dari dalam kepala kita sendiri. Setiap persoalan yang membuat pikiranmu ricuh, menumbuhkan permusuhan, perselisihan, maka itu setan. Jika bukan setan yang lahir dari kegelapan, keburukanmu sendiri, maka itu dari luar dirimu. Entah orang yang kau pikirkan itu, atau dari sekitarmu yang frekuensi kegelapannya sama. Dan puasa, selama sebulan ini, sangat penting untuk menjadi momen hijrah. Berpindah, bergeser, dari yang biasanya melayani, menemani perdebatan dalam pikiran itu, kita keluar. Hijrah dengan baik-baik, menolak berdebat yang akhirnya melelahkan pikiran, mengacaukan pola hidup yang pada awalnya sudah tertata rapi.


Ada gambaran, bahwa apa yang dialami kita juga dirasakan kembaran kita. Kata nabi, setiap manusia memiliki kembaran yang tak nampak (Qorin). Ia bisa jahat, juga bisa baik bagaimana ibadah kita. Ada asumsi, bahwa niat buruk dari doa dan dzikir kita akan membuat qorin kita makin buruk. Dan efeknya adalah pada jiwa kita sendiri. Ia atau mereka yang mengacaukan pikiran, yang menumbuhkan benih kebencian dan permusuhan, bisa jadi darinya. Tapi jangan salahkan ia, karena ia menjadi begitu, melawan diri kita sendiri, efek dari niat buruk doa dan dzikir kita. Maka, jewerlah ia, tamparlah ia, dengan doa-doa dan dzikir yang ikhlas pada Allah. Dengan ibadah yang murni, suci, bukan untuk hasrat kepemilikan duniawi, melainkan lillahi ta'ala.


Jumat jam 2 pagi, 15 April 2022

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)