Menyiksa perut untuk melemahkan nafsu yang mengendalikan pikiran.
Ada disiplin mental yang semakin hilang sejak aku melepaskan diri dari sekolah itu. Disiplin sejak dari hari dan pikiran, agar tetap menjaga kesadaran seperti biasanya. Disiplin itu di antaranya adalah :
1. Baca dan tadabbur Qur'an minimal 1 lembar sehari
2. Olahraga 30 menit sehari
3. Hafalan 1 ayat/hadits sehari
4. Menulis esai minimal satu judul sehari
5. Baca buku minimal 30 menit sehari
Nyaris semuanya lupa, dan seperti orang yang kelelahan mental : sibuk tak jelas tujuannya. Beberapa minggu ke belakang memang aku menangani beberapa anak muda yang kena gangguan jiwa, dan beresiko bunuh diri. Aku tak menyangka, ternyata residu/bekas-bekas beban persoalan itu sampai terbawa ke rumah. Dan itu cukup sulit untuk diseimbangkan entropi-nya. Butuh waktu untuk mengembalikan keseimbangan energi dari entropi besar itu.
Pagi ini, aku tadabur ayat
Yunus ayat 24
اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak.
Mimma ta'kullu an nasu wal an'am. Dimakan manusia dan hewan ternak.
Aku kok jadi dapat gambaran, tentang hewan-hewan yang berbincang dengan Nabi Sulaiman yang ternyata 'ruh' mereka adalah manusia. Sebaliknya, manusia-manusia di dunia ini ternyata banyak yang 'ruh'-nya adalah hewan (ternak). Maka wajar jika manusia lebih sesat dari binatang ternak,
Al-A'raf ayat 179
اۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَل
Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Manusia-manusia yang miskin kesadaran kemanusiaan, kesadaran ilahiyah, walaupun memang itu (kesadaran) adalah jalan yang sangat terjal dan mendaki.
Al-Balad ayat 12
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْعَقَبَةُ ۗ
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu?
Dunia ini memang paradoks. Dan aku tidak mau dimabukan oleh paradoks itu. Aku di atas itu.
Jumat, 10 November 2023 (Hari Pahlawan sarapan di rumah emak)