*Makna Batin Isra' Mi'raj (bag.1)*

Java Tivi
0

 


Oleh : Chanel Youtube @syatahat


Kita awali dari ayat ini :


Al-Isra' ayat 1


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.


*(1)* Awalnya saya _isykal_ (heran) mengapa dari kata " سبح " yang arti secara kamusnya adalah berenang / berendam ( سَبَح - يَسْبَحُ : berenang , berendam ), ditambah huruf _nun_ ( ن ) menjadi arti *Maha Suci*?.


Penjelasan ada dalam buku *Futuhatul Makkiyah Jil. 2* pada sub tema *makna ar rahman dalam kata basmallah*. Bahwa _huruf_ *nun* ( ن ) yang menjadi awal Surat Al Qolam, dengan _tajjali_ (manifestasi) Nabi Muhammad dan itu menjadi simbol semesta wujud zat pertama, yaitu *as sidrah*. Sebelum dilanjut, kata _ar rahman_ ( الرحمن ) itu terdiri dari tiga (3) awalan surat dalam quran. Pertama adalah _alif lam ro_ ( الر ), kedua adalah _ha mim_ ( حم ), dan ketiga adalah _nun_ ( ن ). Maka, bisa jadi membaca surat ar rahman, bobotnya seperti membaca 12 surat dalam Al Qur'an. Empat surat _alif lam ro_, yaitu Hud, Yusuf, Ibrahim, dan Al Hijr. Dan tujuh surat _ha mim_, yaitu Al Gafir, Al Fussilat, Asy Syura, Az Zukhruf, Ad Dukhon, Al Jasiya, dan Al Ahqaf. Lalu satu surat _nun_, yaitu Al Qalam. 


Dalam bahasa yang sangat sederhana, Nabi Muhammad melakukan Mi'raj ke wujud zat dirinya sendiri, yaitu As Sidrah, atau Al Qalam. Dan di dalam Al Qalam atau As Sidrah itu, semua semesta (6 peradaban semesta seperti yang saya jelaskan di youtub) itu sudah diciptakan dan sedang berjalan bersamaan. Hal itu disimbolkan dengan huruf alif, ba, dan titik ba-nya. As Sidrah, lalu 5 semesta di bawahnya, dan para penduduk di seluruh semesta itu yang disimbolkan dengan titik ba dan semua titik di seluruh huruf hijaiyah. Seperti yang saya tulis dalam artikel sebelumnya, *Filsafat titik ba (4)*.


Kata _sabaha_ ( سبح ) di atas, ternyata menjadi inspirasi kaum nasrani untuk melakukan *baptis*, dengan cara direndam atau dibenamkan ke dalam air. Itu adalah simbol penyucian diri. Dan kata ( سُبْحٰنَ ) dengan tambahan huruf _nun_ di akhir, bermakna semesta Al Qolam / As Sidrah. Maka, secara sangat sederhana, kata _subhanallah_ adalah _"syahadat"_ dari penduduk wilayah As Sidrah. Mungkin itu mengapa dalam surat Al Isra ayat pertama itu, kata ( سُبْحٰنَ ) menjadi awalannya. Nanti akan saya sederhanakan makna ayat tersebut, insyaallah.


*(2)* Kemudian kata *"سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ"*, yang bermakna secara sederhana *Dengan "syahadat" (semesta As Sidrah) yang tunggal dan ujung*, sebab setelah As Sidrah adalah wilayah *Robbun*, Dzat Allah, dan itu adalah wilayah *"ketiadaan"*, semua ciptaan *fana* (lenyap) ketika memasuki itu. Dalam pengibaratan di artikel pertama tentang *Filsafat Titik Ba (1)*, saya menjelaskan bahwa semesta raya disimbolkan dengan tiga hal : Isim, fi'il, dan hurf/huruf. Isim adalah Dzat Allah, dan tidak ada yang tahu itu (bagaimana ada makhluk yang tahu, jika yang ada hanya Dia?), fi'il adalah semesta sifat dan nama-nama Allah, atau As Sidrah, Al Qalam. Dan terakhir adalah hurf/huruf sebagai ciptaan-ciptaan materil (alam Mulk). Nabi Muhammad *"buta huruf"* itu bermakna bahwa Nabi sudah tidak terkurung dalam pengetahuan-pengetahuan materil. Nabi Muhammad jiwanya sudah dominan dalam wilayah *fi'il*, atau sifat dan nama Allah. Makna ayat : 


Ta ha ayat 131


وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى


*Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu* kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.


Kata yang saya tebalkan adalah ketetapan untuk Nabi bahwa *jangan jatuhkan lagi derajatmu yang sudah di wilayah fi'il atau nama dan sifat Allah*. Kemudian saat mi'raj, Nabi mendaki lagi, dari wilayah *fi'il* ke wilayah *isim*. Nabi Muhammad menjadi *sangat dekat* dengan Robb-nya. _Mam arofa nafsahu faqod arofa robbahu_. Seperti dalam ayat : 


An-Najm ayat 9


فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ اَوْ اَدْنٰىۚ


sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi).


*(3)* Maka ayat selanjutnya *بِعَبْدِهٖ*, huruf *ba* yang bermakna semua peradaban di bawah As Sidrah (yaitu peradaban malaikat, wujud cahaya sampai wujud zat padat yaitu semesta galaksi materi). Huruf ba dengan predikat *khofadl* dibaca *bi* ( بِ ), bermakna seluruh semesta merendahkan dirinya pada *Sang Hamba* ( عبد ), maqom yang lebih tinggi dari kewalian. Mengapa? Pertama adalah makna batin dari ayat ini : 


Al-Baqarah ayat 186


وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ


Dan apabila *hamba-hamba-Ku* bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya *Aku dekat*. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.


Wali Allah mendapatkan perlindungan dari kesedihan dan rasa takut, sedangkan seorang *abdi* atau *abdullah* berada di sisi-Nya, di dekat-Nya. 


Bersambung..


Senin, 29 Januari 2024


Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)