Mengistighfari munajat

Java Tivi
0

 


Si Jon akhir-akhir ini mulai memberanikan diri untuk meminta pada Tuhannya. Dia dihadapkan pada pilihan berat - seperti biasa. Kali ini, drama tentang pembagian warisan. Kakaknya yang laki-laki mendapatkan 2 bagian, seperti seharusnya anak laki-laki. Tapi si Jon, dia teranggap sebagai anak perempuan, hanya mendapatkan 1 bagian seperti kakak-kakak perempuannya. Dia tak mungkin menyalahkan orang tuanya, ibunya - ayahnya sudah wafat, sebab selain ia tak tega, memang hierarki anak-orang tua itu hanya satu arah. Anak bisa salah pada orang tua, tapi orang tua tak bisa salah pada anak. Sebab, kesalahan orang tua pada anak adalah kebodohannya pada aturan-aturan Tuhan. Dan anak yang memahami ini, harus menampung dua beban, pertama harus memaklumi orang tua se-salah apapun mereka. Dan kedua, harus meminta ampun pada Tuhan untuk orang tuanya.

Si Jon bermunajat ingin rejeki 500 juta rupiah. Dia paham, doa adalah jalur umum, sedangkan munajat adalah jalur khusus. Munajat dari kata نج artinya bisik-bisik, dialog rahasia. Untuk apa uang itu? Untuk diberikan pada kakak-kakak perempuannya, sebagai hibah, untuk mengembalikan hak-nya mendapat 2 bagian daripada anak perempuan. Jadi, intinya, dia akan memberikan uang itu pada 4 kakak perempuannya, sebagai hibah, yang sebenarnya lebih seperti membeli hak warisnya. Sebab, dari riset di masyarakat yang Jon lakukan, urusan waris ini akan berefek pada anak cucu jika hak-hak tidak diberikan secara adil. Sekali lagi, dia menampung 2 beban, harus rela mencari 500 juta itu, yang sebenarnya ia memang mendapatkan luas tanah 2x lipat daripada kakak-kakak perempuannya. Dan dua, dia harus mendapatkan itu untuk melindungi generasi kakak-kakaknya. Yaaa... Terkadang, menjadi orang awam nampak lebih nyaman.

Pada akhirnya, ia harus meng-istighfar-i munajat-munajatnya. Ketika, seakan Tuhan berkata :

Apakah Aku jauh dari-mu, Jon?
Apakah kurang qudrah yang Ku tunjukan pada-mu?
Apakah harus kau memberi dzikir-dzikir mu itu seperti sesajian pada-Ku?
Apakah Aku butuh itu?
Aku senang engkau menyebut nama-Ku, tapi mengapa kau datang bersama keinginan-mu?
Datangi Aku tanpa membawa nafsu-mu
Biarkan ia tetap di luar rumah-Ku, kamar-Ku tak ada tempat untuknya

Sabtu, 27 Juli 2024

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)